pt tap talk teknologi blog

Setiap software yang dimiliki oleh perusahaan mana pun diharapkan memiliki ciri tampilan yang khas sehingga menarik bagi konsumen, karakteristik tersebut dikenal dengan istilah desain. Oleh karena itu, suatu software harus didesain dengan spesial agar bisa menarik perhatian pelanggan dan juga memberikan nilai bagi mereka. Desain suatu software adalah kesan pertama yang dimiliki pelanggan tentang perusahaan itu, maka perusahaan perlu merancang tampilan software yang memenuhi dan melebihi harapan pelanggan.

Semua software mungkin menawarkan manfaat dasar yang sama tetapi desain memberikan arti dan identitas yang unik. Sangat penting bagi pemilik bisnis untuk mendengarkan dan menanggapi kebutuhan dan minat customer mereka dengan menyediakan desain software yang inovatif, kreatif, dan berbeda.

Software designer, juga dikenal sebagai perancang software, mengembangkan program dan antarmuka komputer. Perancang software harus memiliki pengetahuan tentang pengembangan platform web, pengujian program, manajemen basis data, dan perangkat lunak sistem operasi. Mereka juga harus tahu bagaimana bekerja dengan bahasa pemrograman komputer.  

Perancang software biasanya bekerja sebagai bagian dari tim pengembangan kolaborasi untuk membantu membuat software yang memenuhi kebutuhan manajemen atau klien, dan dengan cara yang efektif dan hemat biaya.

Sebagai perancang software, Anda akan terlibat dengan penelitian pengguna, arsitektur informasi, wireframing, pembuatan prototype, desain visual, pengujian pengguna, dan bekerja sama dengan pengembang untuk membuat software yang mudah dan kuat.

Namun, mencoba memasuki bidang yang relatif baru seperti software bisa sangat melelahkan. Keterampilan apa yang Anda butuhkan? Di mana Anda akan memulai? Berikut beberapa hal yang dapat membantu Anda mengembangkan keterampilan penting yang diperlukan untuk menjadi perancang software.

  1. Belajar memiliki empati untuk pengguna Anda

Aturan pertama adalah terhubung dengan pengguna Anda dan masalah mereka. Cobalah untuk berinteraksi dengan calon pengguna Anda. Apakah mereka mengalami kesulitan dalam mengakses software? Ekspektasi mereka? Bagaimana mereka menggunakan software dalam kehidupan sehari-harinya?

Anda perlu mampu menempatkan diri Anda pada posisi pengguna dan berbagi empati atas masalah mereka. Hal ini akan membantu Anda menciptakan software yang intuitif dan berkelanjutan.

  1. Belajar membuat prototype

Pembuatan prototype melibatkan pembuatan rencana dasar (seperti sketsa atau gambar rangka) untuk membuat tiruan produk Anda. Ini adalah cara yang efektif dan murah untuk mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi berbagai opsi desain di awal proses. Dengan menghilangkan gaya dari prototype Anda dan hanya berfokus pada aliran konten dan interaksi, Anda dapat menilai fungsionalitas desain Anda tanpa bias terhadap desain visual. Pembuatan prototype juga memungkinkan Anda menguji desain Anda dengan mudah, memasukkan umpan balik pengguna, dan mencari tahu apa yang terbaik untuk perangkat lunak Anda sebelum memulai proses pengembangan.

Explore semua alat prototype yang ada. Sangat mudah untuk kewalahan dengan banyaknya alat yang tersedia untuk pembuatan prototipe. Tidak ada satu set alat yang "benar" yang harus Anda gunakan untuk membuat prototype. Ini masalah selera pribadi. Pilihan alat akan bergantung pada kekuatan dan kelemahan mereka serta kebutuhan produk. Photoshop, Illustrator, Sketch, Balsamiq, dan InVision adalah beberapa alat populer yang sering digunakan untuk membuat prototipe. Luangkan waktu Anda untuk menjelajahi berbagai alat untuk mencari tahu apa yang terbaik bagi seorang desainer.

  1. Belajar coding

Sekarang semakin banyak perancang software yang belajar untuk membawa desain mereka ke langkah berikutnya, yaitu implementasi. Meskipun Anda bekerja dalam satu tim dengan pengembang software lain, Anda membutuhkan kesamaan. Anda harus bisa membuat kode atau coding.

Keterampilan coding akan memberi Anda kekuatan untuk membawa ide Anda dari prototype ke produk fungsional. Jika Anda bingung tentang apa yang harus dipelajari, bahasa pemrograman frontend seperti HTML, CSS, dan Javascript bisa menjadi titik awal yang bagus. Anda dapat menemukan banyak tutorial berguna di W3Schools, Codeacademy dan Lynda.com.

  1. Stay inspired

Sulit bagi desainer mana pun untuk tetap termotivasi dan terus menjalankan ide-ide hebat itu. Cara yang baik untuk mengatasi ini adalah dengan menemukan orang yang menginspirasi Anda. Ada banyak sekali platform desain online seperti Behance dan Dribbble yang memamerkan desainer dan memungkinkan Anda menemukan karya mereka. Ini tidak hanya menginspirasi Anda, tetapi juga memungkinkan Anda untuk berinteraksi dengan desainer lain dan melacak tren baru (bukan karena Anda selalu perlu mengikuti tren ini, tetapi karena mereka dapat digunakan sebagai titik awal yang baik untuk diskusi dengan klien atau desainer lain). Sumber inspirasi lainnya adalah buku dan seminar

  1. Terus latihan

Satu-satunya cara untuk benar-benar menjadi seorang desainer adalah dengan berlatih menggunakan keterampilan tersebut. Cobalah dan temukan proyek yang dapat Anda kerjakan. Gunakan semua keterampilan itu dan berlatihlah merancang softwarenya. Misalnya, Anda ingin membuka toko kue, latihlah keterampilan tersebut dan buat website toko kue Anda. Tampilan ini tentunya akan menjadi wajah dari toko kue Anda.

Terakhir, tidak ada yang suka dengan copycat. Jangan meniru desain produk yang sudah beredar di pasaran. Buatlah desain yang unik dan sebisa mungkin belum pernah digunakan. Jika Anda meniru style bisnis orang lain, bisa saja anda akan dituntut oleh pemilik bisnis tersebut karena telah melanggar hak cipta.

Semua produk yang ada di TapTalk.io selalu memperhatikan pengalaman pengguna. Hal ini dilakukan TapTalk.io agar customer selalu mendapatkan yang terbaik. Desain yang TapTalk.io miliki dibuat unik, authentic, dan khas sehingga nyaman dipakai dan tidak mudah dilupakan oleh customer.

Pada zaman industri 4.0, banyak tantangan baru yang akan hadir bagi para eksekutif teknologi. Terlebih beradaptasi pada masa pandemi yang tidak pasti. Mulai dari kekurangan keterampilan hingga masalah personal dan data, eksekutif teknologi perlu mengatasi sejumlah tantangan di sepanjang perjalanan digital mereka tahun ini.

Ada 9 tantangan baru yang mungkin akan dialami oleh eksekutif teknologi di tahun 2020.

  1. Kekhawatiran Gig Economy

Gig Economy adalah salah satu hal yang mulai umum terjadi di industri 4.0. Gig economy adalah suatu kondisi pergeseran status pekerja perusahaan dari awalnya pekerja tetap, berubah menjadi pekerja kontrak atau temporer, independent workers, ataupun karyawan tidak tetap.

Gig economy ini merupakan salah satu hal yang dirasa cukup memberikan dampak positif bagi perusahaan. Banyak juga kaum milenial yang mulai menunjukkan ketertarikan kepada gig economy, karena lebih fleksibel.

Namun, tentu Gig economy ini memiliki sisi negatif yang tidak dapat terelakkan. Bagi mereka yang tidak siap untuk bereksplorasi dan berinovasi, hal ini akan mempersulit mereka yang belum tentu memiliki keterampilan yang mumpuni.

Selain dari sisi pekerja, Gig economy ini mengkhawatirkan bagi para eksekutif teknologi karena bersangkutan dengan penjagaan data pribadi dan perusahaan yang sensitif. Bukan hanya dalam faktor keamanan data pribadi dan perusahaan, gig economy juga membuat pencarian sumber daya menjadi sulit.

  1. Privasi Data

Dengan berjalannya masa pandemi ini, tata kelola data akan terus berkembang dan menjadi kekhawatiran dalam setiap departemen dalam suatu organisasi. Perlu dibuat peraturan untuk melindungi privasi data secara lengkap dan detail, agar di masa yang serba mobile dan remote ini, privasi data masih dapat terjaga dan dipelihara.

  1. Mengukur Teknologi Baru dengan ROI(Return of Investment)

Perusahaan yang mempertimbangkan teknologi canggih seperti AI dan otomatisasi proses robotik (RPA) perlu mempertimbangkan manfaat inovasi dengan manfaat yang dapat dibuktikan untuk bisnis daripada hanya mengadopsi teknologi yang sedang tren. Tidak pernah ada cukup sumber daya untuk melaksanakan setiap ide bagus yang dapat dilakukan oleh bisnis, jadi peta jalan selalu perlu memprioritaskan nilai tambah tertinggi dan ide tingkat upaya terendah, terlepas dari apakah nilai tersebut berasal dari teknologi baru yang canggih atau pemanfaatan kemampuan yang ada. 

  1. Ancaman Keamanan

Dengan ancaman yang semakin banyak dan semakin rumit, ada baiknya meningkatkan sistem keamanan kepada ancaman yang sudah ada, dibanding dengan ancaman baru. Tingkatkan sistem pada ancaman yang memang belum diatasi, baru beranjak untuk menghadapi ancaman-ancaman keamanan yang baru.

Ancaman-ancaman baru di tahun 2020 adalah, para hackers yang akan memulai serangan keamanan dengan strategi baru. Pemanfaatan pihak ketiga akan mungkin menjadi celah ancaman keamanan. Sebuah perusahaan harus terus menerus fokus memantau ancaman keamanan.

Tantangan lainnya yang mungkin muncul adalah ransomware. Ransomware adalah jenis malware yang menuntut tebusan finansial atas ancaman publikasi, penghapusan, atau penanganan data pribadi korban.

  1. Mengelola risiko dan ekspektasi

Teknologi dan informasi yang dikelola di masa ini harus mengadopsi teknologi, tren, dan pendekatan baru untuk bergerak sesuai kecepatan yang diharapkan. Sulit untuk tetap tepat waktu dan sesuai anggaran. Eksekutif perlu mengelola semua proyek dengan cara yang dapat mengurangi risiko. Mulailah dengan memastikan proyek menggunakan pendekatan modern dan tempatkan semua aktivitas berisiko tinggi di awal siklus proyek. 

Dengan begitu, jika sebuah proyek tidak akan berhasil, itu bisa gagal di masa awal dibanding di tahap selanjutnya. Distribusikan inisiatif menjadi proyek-proyek berbeda untuk mengurangi risiko di seluruh organisasi.

  1. Menghadapi kesenjangan keterampilan

Kesenjangan keterampilan yang dimiliki orang-orang di bidang teknologi dan informasi membuat banyak perusahaan mulai beralih ke otomatisasi. Tim IT harus mulai meningkatkan fokus pada otomatisasi untuk membantu mereka benar-benar melakukan lebih banyak hal dengan lebih sedikit dengan mengotomatiskan tugas dan proses yang berulang dan memungkinkan setiap profesional IT untuk mengelola lebih banyak infrastruktur per orang.

  1. Meningkatkan keterampilan dengan cepat

Mengembangkan keterampilan baru, menciptakan budaya pembelajaran, dan pengembangan harus dilakukan di masa kini untuk mengatasi tantangan otomatisasi. Merealisasikan ekspektasi tinggi dari pelanggan harus menjadi prioritas eksekutif teknologi.

  1. Cloud whiplash

Strategi cloud-first yang tidak memiliki visi dapat menyebabkan masalah yang menyebabkan organisasi mundur. Hal terbaik yang harus dilakukan perusahaan adalah menganalisis data dan beban kerja yang mereka miliki sebelum mempertimbangkan untuk pindah ke cloud untuk mengetahui biaya dan potensi dampak layanan yang terlibat. Memiliki strategi yang mengutamakan cloud perlu diperiksa untuk memastikan bahwa itu adalah hal yang benar untuk bisnis.

  1. Perubahan kultur/budaya di dunia digital

Transformasi digital yang sekarang terus menerus berkembang membutuhkan komitmen berkelanjutan dan perubahan dalam pola pikir dibanding mengandalkan teknologi saja. Kita perlu memahami bagaimana bisnis dapat mendorong tingkat penyesuaian organisasi yang diperlukan untuk memberikan hasil yang berarti dengan cukup cepat untuk mempengaruhi bisnis. 

Akan menjadi mudah untuk menggunakan teknologi baru pada suatu masalah, tetapi perubahan yang harus terjadi membutuhkan tingkat dukungan budaya dan organisasi yang dapat menjadi tantangan untuk didorong dan dipertahankan dalam jangka panjang.

Jika ada pertanyaan, hubungi kami di hello@taptalk.io. Semoga membantu!

Have you ever heard of UI/UX Design? If not, you should know about it NOW, because it should be something to develop to achieve your user satisfaction. The UX designer does more than just design the user interface. UX design is like a joke, if you have to explain it, it’s not that good. That is the essence of UI UX. Customer needs to experience it right away. If you have to explain it, then it is bad. User interface design is often used synonymously with terms such as user interface design and usability. However, while usability and user interface (UI) design are important aspects of UX design, they are part of it - UX design covers many other areas as well. A UX designer takes over the entire purchasing and product integration process, including aspects of branding, design, usability, and functionality. 

What is User Experience Design

According to Hackernoon, User Experience(UX) Design is the process of creating products that provide users with relevant, significant, and meaningful experience by analyzing their behavior. By behavior analysis, UX Design identifies their motives to crate optimum digital experience. The main goal of UX design is to improve the user experience with devices, applications, and websites, provide them with value, and thus increase overall user satisfaction.

This satisfaction will result in user convenience. This convenience will certainly convey the purpose of making the product to its users. That way, the product will continue to be used and will be increasingly sought after by users. The more the product is searched for, it can be said that the product has successfully answered its intended use. For the designer who makes it, of course, it will give special satisfaction because his work is liked by many people.

BUT, UX Design is not the same as UI Design. Meanwhile, you often meet these terms side by side, UX Design is something that goes beyond UI Design. User experience design is a much broader concept than any other design. In fact, UI design is a subfield of user experience design.

UX design is similar to building design. UI design is like interior decoration.

Both UX and UI are an essential part of building great software products and interacting with one another. However, their roles are significantly different. UX design is more about the analytical and technical aspects deeply rooted in the functionality of a software product, whereas UI design is more about how the application looks.

Why UX Design must be the foundation of your software product

  1. UX saves resources

The effort that goes into UX design can save you the hours (as well as money) your development team would likely spend on product changes and redesigns.

Some research, such as Experience Dynamics research, has proven that UX designer engagement can reduce the time a developer spends reworking software by up to 50%. Additionally, overall development time can be reduced by 33-50% by clearly prioritizing development tasks and improving decision making.

2. UX increases sales

UX design not only lowers costs but also generates profits by increasing sales. The study found that companies investing in UX design were able to increase sales by up to 75%.

3. UX provides a high return on investment.

Getting involved in the UX design provides a pretty impressive return on investment (ROI). The Forrester study found that every dollar spent on UX design resulted in $ 100 in return.

The Forrester report also shows that a focus on user experience encourages customers to pay 14.4% more and increases their desire to recommend your product to others by 16.6%.

4. UX increases customer satisfaction

Given the importance of user experience, your product will be able to fulfill its potential and hit the mark by responding to customer needs. The effort will pay off and you will earn customer loyalty.

UX design should be the one that closes the gaps between people and your product

For what we learned about UX Design, the importance of it should be a tool for you to close the gap between people and your product. Through what we learn about what people thought about our products, we can improve the quality of our products. And therefore, we achieve the goal of reaching the ultimate customer satisfaction.

If you want to improve the UX/UI Design of your existing product, trust in your data. Check how users interact with it. Fix your products and improve it. And finally, use it as the foundation for your software product.

Meningkatkan Produktivitas Perusahaan Di Masa PSBB Total

Keadaan PSBB dan kebijakan-kebijakan daerah yang hingga kini tidak pasti di banyak tempat tentu membuat banyak pelaku usaha dan bisnis kebingungan melewati situasi genting ini. Bagi anda yang merupakan salah satu pemeran dalam sistem ekonomi, tentu memiliki banyak kesulitan baru saat berhadapan dengan tantangan ini. 

Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan di kondisi yang tidak menentu ini adalah tetap menjaga produktivitas. Menjaga produktivitas memberikan citra bahwa perusahaan tetap berjalan dan stabil.

Selain menjaga produktivitas, menjaga sales agar tetap stabil dan berkembang merupakan prioritas seluruh pelaku bisnis.

Tips pertama ini ditujukan untuk perusahaan yang ingin meningkatkan produktivitas dengan konsumen atau kliennya. Tips-tips ini dapat dipraktekkan secara kolaboratif dan nantinya akan menambah efektivitas sales dan marketing. Ini dia cara jitu meningkatkan penjualan dengan melakukan produktivitas kerja.

Apakah saat ini anda sedang mempunyai kesulitan dalam penggunaan banyak akun sosial media bisnis dalam menjangkau customer? Atau ingin mengakses akun WhatsApp, bisnis Anda di lebih banyak perangkat untuk meningkatkan produktivitas tim sales, marketing dan support Anda?

Gunakan tantangan tersebut menjadi peluang bisnis. Manfaatkan platform komunikasi anda bersama customer anda untuk menambah reach dan engagement. Menyediakan customer sales, marketing, dan support yang baik, akan memberikan citra yang baik pula di mata customer.

Salah satu cara meningkatkan layanan sales, marketing, dan support melalui platform komunikasi efektif yang mudah adalah dengan menggunakan omnichannel. Omnichannel adalah pendekatan terintegrasi untuk proses yang berpusat pada pelanggan yang menggabungkan saluran komunikasi menjadi satu sistem manajemen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengalaman pengguna. 

Keuntungan dari omnichannel messaging platform adalah integrasi beberapa platform perpesanan sebagai cara berkomunikasi dengan pengguna dan memberikan kenyamanan kepada pelanggan. Hal ini karena setiap customer akan mendapatkan tingkat respon yang sama dari setiap channel.

Platform perpesanan omnichannel terpercaya untuk sales, marketing, dan support dapat menawarkan pengalaman yang sama sekali berbeda bagi pelanggan. Salah satu platform omnichannel adalah OneTalk. OneTalk adalah produk Omnichannel Customer Engagement dari TapTalk.io yang dapat mengintegrasikan beberapa platform pesan. Misalnya saja, anda ingin menggabungkan banyak platform pesan seperti WhatsApp Business dengan berbagai user/akun. Atau, anda ingin menjawab banyak platform pesan sekaligus dalam satu platform? Omnichannel dapat membantu anda. Produktivitas perusahaan pun akan bertambah karena lebih mudah menjalin komunikasi dengan pelanggan.

Omnichannel mungkin menjadi cara untuk mempertahankan reaksi positif dan profesional terhadap pandemi ini. Dengan omnichannel seperti OneTalk, Anda dapat mempelajari riwayat mereka, sudah berapa lama mereka menunggu, dan saluran apa yang mereka gunakan. Mempelajari kebutuhan pelanggan Anda memungkinkan Anda menawarkan hal yang paling mereka butuhkan — terlebih lagi di masa krisis ini.

Jadikan media sosial Anda sebagai kanvas untuk membuat strategi pemasaran terbaik. Gunakan untuk berinteraksi dengan pelanggan Anda. Analisis, publikasikan, dan buat keterlibatan pelanggan dengan orang-orang di seluruh dunia. Media sosial dapat digunakan untuk menyelaraskan pemasaran dengan layanan pelanggan, dan karena itu memperkuat hubungan pelanggan.

Anda bisa membagi usaha Anda di media sosial menjadi dua hal. Yang pertama tentang kampanye media sosial. Dalam aspek ini, Anda dapat memposting semua tentang produk atau layanan Anda. Gunakan platform media sosial dengan pengguna terbanyak, seperti Instagram, Facebook, dll. 

Posting tentang bagaimana produk Anda bekerja, bagaimana seharusnya bekerja, dan bagaimana itu dapat membantu kebutuhan pelanggan Anda. Jadilah apa yang mereka butuhkan dan inginkan dan tekankan di media sosial Anda. Jangan lupa bahwa visual sama pentingnya dengan hal lainnya.

Yang kedua adalah membangun hubungan dengan pelanggan Anda. Terlibat dan terhubung dengan mereka sebanyak mungkin. Anda tidak hanya perlu membangun hubungan dengan mereka, tetapi Anda juga harus memastikan hubungan itu bermakna. Keterlibatan pelanggan yang baik akan menghasilkan pelanggan setia.

Mengutamakan kebutuhan pelanggan menjadi acuan dalam segala strategi bisnis yang kita berikan. Gunakan testimoni dan rating dari customer sebagai salah satu trik untuk menarik customer lainnya. Trik ini dapat kalian praktekkan dengan mudah menggunakan omnichannel messaging platform

Dengan fitur Customer Rating dan Disposition dari OneTalk, yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk mempelajari dan merangkum disposisi dari setiap case yang masuk dalam platform channel Anda, Anda akan dapat meningkatkan sales dengan testimoni pelanggan.  Fitur Disposition memastikan sebuah perusahaan tetap mendengarkan dan mengintegrasikan semua komplain dan masalah customer menjadi sebuah ide konstruktif. 

Dengan fitur ini, Anda dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk memperhatikan customer Anda. Hasil integrasi ini menghasilkan analitik dari setiap kasus yang masuk dalam customer service. Kesimpulan ini akan membantu Anda agar case dan masalah yang terjadi tidak terulang lagi di masa depan. 

Begitu pula dengan fitur Customer Rating. Fitur ini memungkinkan customer Anda untuk dapat memberikan rating kepada agent Anda, sehingga memudahkan Anda untuk mengukur tingkat kepuasan customer Anda. Selain dapat mengawasi kinerja agent Anda, Anda juga dapat menggunakan hasil kinerja mereka sebagai testimoni yang bisa dimuat sebagai konten website Anda.

Dengan memberikan fokus untuk “menonjolkan” kelebihan produk dan pelayanan Anda terhadap customer melalui testimoni ini,  peluangnya keberhasilan strategi pemasaran perusahaan Anda akan bertambah. Anda akan menonjolkan kualitas customer service pada perusahaan Anda dan dapat bersaing dengan kompetitor yang lain terlebih pada masa-masa krisis seperti ini.

Selanjutnya, untuk meningkatkan penjualan dan engagement dengan klien Anda, tentunya Anda harus dapat meningkatkan kualitas kerja perusahaan Anda.  Anda harus tetap menjaga perhatian pada kinerja karyawan Anda, untuk memastikan bahwa perusahaan Anda tetap berkembang dari dalam. Jika Anda dapat memastikan bahwa kinerja karyawan Anda berjalan seperti mesin dengan oli yang tepat, maka pelanggan Anda juga akan menikmati pelayanan perusahaan Anda kepada mereka, dan secara otomatis, menimbulkan rasa nyaman menggunakan perusahaan Anda.

Di bawah ini adalah tips untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan Anda.

  1. Jaga komunikasi agar tetap baik

Tidak dapat bekerja dan bertemu langsung sebagai akibat dari bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bukan berarti menghentikan komunikasi dengan karyawan.

Setiap pekerja membutuhkan budaya kerja yang positif dan produktif. Apalagi dengan situasi saat ini, dimana terdapat ketidakpastian mengenai virus COVID-19 dan berbagai perubahan mendadak, hal ini menambah beban pikiran di tengah pekerjaan.

Gunakan berbagai platform komunikasi yang ada untuk sekedar menanyakan kabar karyawan, menanyakan pendapatnya, atau memberikan berbagai motivasi untuk menjaga semangat dan produktivitas.

Memang benar bahwa pandemi telah menyulitkan perusahaan dan semua pihak yang terlibat, tetapi kegiatan usaha harus tetap berjalan agar target yang direncanakan tetap dapat terpenuhi.

Salah satu faktor terpenting untuk mencapai hal tersebut adalah bagaimana perusahaan dapat terus meningkatkan komunikasi antar tim. Kerja sama yang baik akan terjalin melalui komunikasi yang baik. Dan dengan kerjasama yang baik maka produktivitas dalam perusahaan juga dapat meningkat.

  1. Gunakan Alur Kerja Efektif

Memindahkan ruang kerja ke rumah bukanlah hal yang mudah bagi setiap karyawan. Berbagai macam kendala seperti keterbatasan peralatan, sambungan, dan suasana kerja yang kurang mendukung masih sering terjadi.

Jika alur kerja masih konvensional seperti sebelumnya, ini hanya akan menghambat produktivitas seluruh tim.

Para pemimpin di setiap bisnis dan organisasi dapat meminimalkan ini dengan membangun alur kerja terstruktur dan mengoptimalkan interaksi antar tim. Penggunaan alat kolaborasi dapat menjadi solusi untuk menciptakan alur kerja yang lebih baik.

  1. Buat Team-Building Virtual

Kerja sama tim yang baik antar tim adalah kunci kesuksesan perusahaan. Sejauh ini, salah satu cara yang biasa dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun tim.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan berkerumun membuat hal ini sedikit sulit, tetapi bukan berarti tidak bisa.

Tuntutan dalam industri kreatif untuk selalu inovatif dan kreatif setiap hari bisa membuat kita jemu dan letih meski hal itu wajar dan tidak bisa dipaksakan. Jadi, kunci untuk mempertahankan produktivitas kita di tempat kerja di industri kreatif adalah mengetahui kapan harus beristirahat dan kapan harus bekerja.

Penting bagi setiap perusahaan atau organisasi untuk meluangkan waktu sejenak, dan membuat tim virtual agar karyawan dapat tetap berhubungan dengan memaksimalkan alat untuk kolaborasi digital, sehingga kelelahan dapat dihindari dan kualitas kerja tetap terjaga.

Menjalankan perusahaan sambil menjaga agar karyawan tetap terhubung dan bekerja secara efisien di tengah pandemi bukanlah tugas yang mudah terutama jika dilakukan bersamaan dengan kebutuhan untuk beradaptasi secara hipotesis.

Lalu, Bagaimana Cara Meningkatkan Produktivitas Perusahaan Dengan Mudah?

Tenang saja, selain cara-cara di atas, ada cara mudah yang dapat Anda lakukan untuk menjamin produktivitas kerja karyawan Anda. OneTalk by TapTalk.io, sebagai penyedia jasa messenger omnichannel dapat menyelesaikan 3 tips di atas sekaligus. Selain menjaga hubungan dan meningkatkan sales kepada pelanggan Anda, omnichannel yang serba bisa ini juga dapat Anda manfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas karyawan Anda.

OneTalk yang mengintegrasi platform-platform messenger dalam satu dashboard ini dapat menjaga komunikasi Anda dengan karyawan Anda, karena Anda akan dapat terus memonitor pekerjaan mereka lewat fitur Real-Time Agent Activity Tracker. Fitur ini akan memungkinkan Anda untuk melihat secara real-time case yang sedang ditangani oleh karyawan Anda.

Selain itu, OneTalk menciptakan sistem kerja yang efektif dalam aspek komunikasi perusahaan kepada pelanggan. Dengan Assignment Rules yang memiliki sistem assignment untuk customer yang berbeda-beda, Anda dapat dengan mudah membagikan case kepada agent Anda. Fitur Topics juga memungkinkan Anda atau karyawan Anda, memilah topik yang dibahas customer agar dapat dengan mudah melakukan kategorisasi.

Masih kurang dengan omnichannel saja? TapTalk.io juga menyediakan aplikasi messenger yang dapat Anda akses di Android maupun iOS dengan nama TapTalk. Aplikasi messenger ini digadang-gadang dapat digunakan sebagai pengganti jika WhatsApp mulai ditinggalkan orang-orang. Aplikasi messenger ini memiliki fitur untuk dapat melakukan kustomisasi chat messenger Anda. Bahkan, keamanan Anda merupakan jaminan yang dapat ditawarkan oleh aplikasi TapTalk ini.

Menggunakan jasa omnichannel sebagai pendukung sales, marketing, support dan meningkatkan produktivitas kerja Anda merupakan win-win solution yang dapat Anda pertimbangkan dalam perusahaan. Dengan satu layanan, Anda dapat mendapatkan banyak sekali manfaat dan meningkatkan banyak aspek dalam perusahaan Anda.

Ingin mengetahui lebih banyak, hubungi agent kami (WhatsApp, e-mail) untuk menjelajahi banyak fitur yang kami sediakan. 

Companies need to think harder than ever on how to receive a big turn on the marketing aspect at absolutely no cost. But how do we exert little to no marketing cost but still receive a big impact? How do we increase our sales and still gain new customers without that much money flying around to make our products known?

We will get into it one by one in this article.

Content optimization

Fill the internet with as much as your product as possible. Or, at least, the SEO. There is a lot of ways to share your content worldwide so they can be recognizable to people. Blogs can enhance your chance at being the top in Google Search because you can optimize the use of Search Engine Optimizations (SEO). If you do it right, your website can be on the first page. And, if you got into the first page, your company will achieve more reach and engagement from potential customers.

It takes a little effort to do this without actually spending money on other forms of advertisement. Fill your website with blog content so you can reach a lot of people. Your blog should be filled with informational content, as much as you post marketing content for your stuff. It is important to do a repetition of your products’ benefits so that your customers are used to it.

But the internet is not just Google, right?

These days, a lot of online platforms can be optimized as a content-sharing platform. Optimize other platforms such as Youtube. You can make a low-cost video for a Youtube channel. Enhance your video with great editing skills to make your customer comfortable with your video. Use an easy language and words. Make it as light as possible and explain it to the point. Of course, you also need to make the right title for your video to earns maximum reach.

Optimization of Social Media to post your content

Make your social media as a canvas to create the best marketing strategy. Use it to interact with your customer. Analyze, publish, and make customer engagement with people across the world. Social media can be used to align marketing with customer service, and therefore strengthening customer relationships. 

You can divide your effort on social media into two things. The first is about social media campaigns. In these aspects, you can post all about your products or services. Use social media platforms with the most users, such as Instagram, Facebook, etc. Post on How your products work, how it was supposed to work, and how it can help your customer’s needs. Be what they need and want and emphasize it in your social media. Don’t forget that visual is as important as the other stuff.

The second is building relationships with your customers. Engage and connect with them as much as possible. Not only you need to build a relationship with them, but you also have to make sure it is a meaningful one. Good customer engagement will result in loyal customers.

Networking Online

Collaborating with others is great too! Both of the participants can increase each other popularity by being seen in other platforms with different people other than their customers. Do it constantly and engage others. Don’t forget to show your sincerity when you do the work. The goal of this point is to reach new people as much as possible.

Be a speaker

Another free advertisement but also a knowledge-sharing experience is being a speaker. When you master a field and you are good at delivering speeches about that field, being a speaker is a way to spread awareness of your products. It doesn’t have to be a hard selling speech. But your title when you do become a speaker is step one of rising product awareness.

You become the mascot of your company when you try this. You showcase your digital presence and engage with new faces that can be potential customers. This will require you to convince them that you are good at what you are doing and therefore your product is a real testament as a good example of it.

For example, if you are being the speaker about omnichannel, those who never even heard of it will know you as their first connection to what it is. Participate free or paid, it doesn’t really matter. Your product will be the first thing that they know about omnichannel. And then, new potential customers will be considering using your products.

Di era digital ini, banyak sekali perusahaan software dengan model bisnis platform bermunculan. Bisnis dengan model platform telah mengambil alih setiap industri dan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, disadari atau tanpa kita sadari. Contohnya adalah Airbnb, Alibaba, eBay dan lainnya. 

Apa itu model bisnis platform? Platform adalah model bisnis yang menciptakan nilai dengan memfasilitasi pertukaran antara dua atau lebih kelompok yang saling bergantung, biasanya konsumen dan produsen. 

Untuk mewujudkan pertukaran ini, platform memanfaatkan dan membuat jaringan pengguna dan sumber daya yang berskala besar dan dapat diakses sesuai permintaan. Platform menciptakan komunitas dan pasar dengan efek jaringan yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan bertransaksi. Bisnis bermodalkan platform tidak melakukan produksi barang, sebaliknya, mereka hanya menciptakan alat koneksi. 

Platform bisa menjadi model yang sangat efisien, tetapi terkadang perusahaan sering mengabaikan arah lain dalam keinginan pasar umum kita untuk membangun perusahaan yang layak di lingkungan modern saat ini.

Untuk membangun platform yang sukses, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan usaha yang sangat besar. Hal ini tentunya tidak mudah. Namun jika Anda ingin mendirikan platform dari nol atau bahkan memanfaatkan platform yang sudah ada, terdapat tiga aturan penting yang dapat Anda ikuti jika ingin sukses dalam ekosistem bisnis.

  1. Anda akan kalah jika terus menunda

Jika Anda dan pesaing bisnis memulai usaha dalam waktu yang sama. Tidak mungkin masing-masing pengusaha memiliki untung 50%. Semakin cepat Anda memulai usaha duluan, untung yang diperoleh akan lebih besar dari saingan Anda. Jadi, janganlah malas dalam memulai usaha. Bisa saja Anda kalah dari pesaing karena terlambat.

  1. Jika Anda terlambat, jangan mencontek usaha orang lain

Misalnya Anda ingin membuka usaha Food and Beverage di dekat rumah Anda, tetapi Anda menunda-nunda terus karena merasa belum siap atau mungkin belum memiliki motivasi. Kemudian tiba-tiba ada yang membuka usaha Food and Beverage juga di dekat Anda. Calon pelanggan yang Anda harapkan tentunya akan menjadi pelanggan pesaing duluan. Bisa saja mereka akan lebih memilih pesaing ada meskipun nantinya Anda jadi berbisnis.

Jika Anda terlambat membangun bisnis, tidak ada gunanya meniru strategi bisnis yang sudah ada. Ketika Anda meniru strategi bisnis yang ada, maka jumlah usaha yang sama akan membanyak. Artinya saingan Anda banyak juga. Namun, jika Anda mencoba strategi yang berbeda, Anda mungkin lebih beruntung meningkatkan posisi bisnis Anda. 

Pesaing Anda menggunakan promo Buy 1 Get 1 Free pada saat ia buka terlebih dahulu. Anda yang telah terlambat janganlah menggunakan strategi yang sama, gunakanlah strategi lain seperti cashback, gratis ongkir, dan sebagainya

  1. Gunakan developers

Developers (Pengembang) saat ini adalah pembuat sukses, mereka adalah orang-orang yang menerjemahkan materi digital mentah bisnis ke dalam aplikasi dan layanan yang menghasilkan nilai. Dengan adanya developers, konsumen Anda akan dipermudah dalam berbelanja menggunakan aplikasi atau Application Programming Interface (API). Developers sering kali menggabungkan beberapa API untuk membuat aplikasi baru. Aplikasi ini kemudian digunakan oleh konsumen dalam ekosistem yang berbeda, kemudian menghasilkan permintaan.

Misalnya Google Maps beroperasi dalam banyak ekosistem developers, bertindak sebagai supplier yang API-nya digunakan oleh developer tersebut untuk membuat produk digital. Produk tersebut kemudian diterjemahkan menjadi permintaan saat konsumen menggunakannya dalam ekosistem terpisah seperti iOS dan Android.

Jadi, jika Anda ingin mendapatkan keuntungan dari ekosistem bisnis yang ada, jangan terlambat ke terjun ke market, dan jika terlambat, jangan meniru pesaing Anda. Sebaliknya, gunakan strategi alternatif untuk meningkatkan partisipasi ekosistem bisnis dan melibatkan developers. Tidak ada jaminan di market ke depannya, tetapi jika Anda mengikuti aturan ini, peluang Anda dapat meningkat secara signifikan.

Kuncinya adalah memanfaatkan software untuk menciptakan hubungan baru antara pemasok dan konsumen, tidak berarti harus menjadi platform raksasa berikutnya seperti Alibaba atau Ebay. Menjadi platform raksasa tentu saja merupakan salah satu jalan (mahal dan sulit) menuju keberhasilan dalam suatu ekosistem, tetapi perlu diingat, perusahaan juga dapat berhasil (seringkali lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah) dengan menghubungkan aplikasi atau Application Programming Interface (API) mereka ke ekosistem yang sudah ada.

Selain tiga aturan di atas, Anda juga bisa memanfaatkan layanan yang diberikan oleh Omnichannel messaging platform, Omnichannel adalah pendekatan terintegrasi untuk proses yang berpusat pada pelanggan di mana beberapa channel digabungkan menjadi satu sistem manajemen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengalaman customer. Dapat dikatakan bahwa omnichannel adalah social messaging solution

Dengan adanya Omnichannel, pemilik usaha dapat mempermudah komunikasi dengan pelanggannya. Hal ini bisa terjadi karena semua channel komunikasi yang ada seperti WhatsApp, Telegram, Facebook Messenger, Twitter DM, LINE, Email, dan lainnya digabungkan menjadi satu inbox. Anda tidak perlu lagi mengakses platform tersebut satu per satu.

Kemudahan ini dapat Anda akses melalui OneTalk by TapTalk.io. Tidak hanya kemudahan dalam berkomunikasi, Anda bisa mengidentifikasi perilaku customer dengan “Case Detail”. Anda bisa mengetahui lebih dalam tentang customer Anda, seperti mengetahui berapa lama mereka menunggu balasan, history produk yang pernah mereka beli, channel yang mereka gunakan, dan lainnya. Hal ini bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis kita menjadi lebih baik sesuai dengan pengalaman Anda dengan pelanggan.

In an era with software and digital development, creating a culture of knowledge sharing is easier and just as important as selecting the best knowledge.  Sometimes, the more knowledge you know, the fewer employees are inclined to share it. This will be where you, as a business leader, should intervene and make it right. Now, we no longer live in a time where organizations can thrive with siloed information, with only a few people hold the key to the castle.

Knowledge sharing will lead to organizational transparency, which in multiple studies has proven good for business. It promotes the healthy, sustainable growth of modern businesses, regardless of industry. Several reports have shown that business transparency - both external and internal - is very expensive these days. Clients prefer companies that are honest with them, and workers consider internal transparency one of the most important factors when considering a new job.

The principle of radical business integrity is the first step towards building an organization in which employees are primarily motivated to share their experiences with colleagues. When your company's ecosystem supports the free flow of information, you not only make it easier for your people to do a good job, but you also gain benefits when it comes to bringing in the best talent.

But this culture would require a good work environment so the employees would feel safe and comfortable doing it. That was because knowledge sharing is not just about creating a knowledge base or even setting up some internal wikis. Knowledge sharing culture puts people and collaboration first. There must have been a willingness of teammates to help each other out.

According to Slack, there are three things to cultivate a healthy collaboration culture: Leadership should lead by example, be accessible to employees; feedback cycles should be encouraged among employees, management, and departments; Psychological safety should be prioritized to ensure that employees feel comfortable sharing expertise with one another without fear of competition or job instability. It makes employees more open to what they don’t know.

The next step after making it a “safe zone” for your employees to adapt knowledge sharing culture is them actually learning how to do it. Practicing skills is a more effective technique rather than simple theoretical learning. The more you encourage your employees to work with one another to practice knowledge sharing, the more effective it will be rather than an interaction between them and wiki━which can possibly be out of date or lacking tacit knowledge. That is why you need to try to keep people engaged by designing any knowledge management tool that you invest in around a people-first philosophy.

Knowledge sharing culture is an employee retention insurance

When you practiced a good knowledge sharing culture in your work environment, you could avoid losing team’s productivity due to the lack of an instrumental member at work. Workers won’t hoard expertise, all the skills and expertise would be shared among them equally. 

So rather than a single precious employee, you could have dozens of expert workers. A company that practices knowledge sharing culture makes for happier and more loyal employees who could survive a teammate’s departure. Employees will be vested in a company that creates a comfortable and positive work environment for them.

Increase overall productivity with knowledge sharing

Knowledge sharing will enable a company to learn from mistakes and increase employee engagement to the company. Employees’ professional growth can benefit a company greatly. Research around the world has shown that knowledge-sharing initiatives driven by a culture of learning and collaboration can naturally increase employee productivity as a whole. 

When employees can benefit from a knowledge-sharing culture, they are less likely to face hardships alone and are more likely to collaborate productively and think innovatively. All of this can lead to new customer solutions or product offerings, keeping your organization competitive and successful.

Simply put, transparent organizations that support knowledge sharing are self-sustaining organizations: these multiply opportunities for growth while creating employee ownership and participation. Who among us would not want to invest in a cultural strategy that can afford it?

It’s time to embrace a knowledge-sharing culture. That starts with taking a good look at how your company’s knowledge management works and starts doing an evaluation. Don’t forget to also provide your employees with the tools they need to succeed and grow.

An organization that is actively involved in sharing knowledge is at the forefront of everyone. Spending energy creating this culture of engagement requires an ongoing focus that advances employee engagement and empowerment.

In TapTalk.io, knowledge sharing is a must. As a startup, it was an important thing to nurture. Our team works collectively as a family because of our transparency. Because of the collective work and the knowledge sharing culture, we are able to increase our productivity and build a healthy environment.

Hope this is helpful!

A business should cover all aspects before they launch their products or services. What would you provide and prepare before you launch your product? Would that be the idea that you share when you brainstorm your strategy? Ask your company some questions before you “think” you could provide your customer with what they need with your product. You need a good Product Judgement from your customers to know  “What do they really need?” is what you really need to think through before your products meet the markets.

Product Judgement is the notion that you can use your own judgment to (1) accurately predict what customers need, what they want and value, and (2) develop and provide them with a solution. 

Product Judgement does exist and it is learned. No one starts with a strong product rating. It is not innate. It took years to build and therefore ranged from very weak to very strong. It takes mature work and dedication to create it. Therefore, some have it, others do not.

Product Judgement is obtained through customers. That’s why you have to learn from your customers with their perception. Good businesses will assess their market before they launch their product. You have to know “who are you dealing with” and your product should be the answer to all of their needs. To know who you’re dealing with, you can control your Product Judgement by personally observe and correspond to them.

But you have to make sure that your products, or the way that you market your products, will make it easier for them. Customers hate it when things are complicated. Because we have to provide their needs, we need to provide them with the convenience that they demand.

You also need to make sure how your customers view your product and the way that you portrayed and presented your products.

Research by Cruz and Duarte (2011) has proven that “by designing and presenting assistive products as general consumer goods it may be possible to reduce stigmatic elements from being associated with them”.  This practically means the way you present your product will affect their willingness to buy. This is why you need to study your Product Judgement by placing yourself in a customer’s place and keep a good relationship with your customer. What are the contextual aspects that affect customer’s decisions?

You need to ensure how your products are perceived by your customer. It is important to make unique products, but it is also great if you make the same products but BETTER. To make it better, you need to constantly follow the trend. 

Now, after contemplating how you present your product, the next thing you need to do is “be them”. To know how your product or service is perceived and how is your Product Judgement, you have to use it yourself. You have to know all about it, how it works, and how it was supposed to work.

Creating a great product touches on many areas. From what problems a product solves, to how it solves them, to how it is evaluated and positioned in the market.

Product Judgement is an ever-evolving thing. Because of the change in trends, technologies, competitors, and industries. Present your product according to what the trend is. Filter their trend. Watch your competitors. Study the industries where your products grow.

When you portrayed your products or services as something that they need in everyday life and without disabilities, your customer will be convinced that they “should” be using your products or services.

Because Product Judgement is a never-ending journey, you have to keep checking and refining it. When you apply your product judgement and decisions get made, go back and check those decisions again. Never stop evolving, keep talking to the market about your product. Present them as consumer goods so they can “think that they “need” you before they actually need you.

But that perfect notion and concepts will make you think hard and question how could such a great Product Judgement exist? 

You can be the one to make such a thing!

Don’t ever doubt that you can do it too. Do the research to the customers that are using your products. You can study with as many respondents as possible. You just have to get started and the numbers add up quickly. The best part is that you will start to feel like your judgment is growing. To get high product ratings, you have to fall in love when you talk to customers. Overcome the obstacles you have today.

Companies use email as other ways to connect with their customers. They could send information regarding new products, promotions, and others to their customer by using monthly newsletter blasts. Newsletter blast is a process of sending details and product-focused content to a subscriber list which includes existing and potential customers via an emailed letter.

The newsletters contain a variety of items not linked solely to shopping. In a given topic of a newsletter, businesses might include anything from business news to fascinating facts and "how-to" articles. Since customers have already shown that they are interested in receiving the newsletter, businesses should produce more valuable content that they know will engage their base.

However, customers can unsubscribe your newsletter if they find it annoying and disturbing. You don’t want customers to miss out on any exciting news from us. To solve this problem, you need to create good newsletter strategies. 

Here are some tips to create a successful newsletter that your customer wants to read

  1. Grab the Reader with the Headline or Subject

People receive many newsletters every day. You have to make sure that your subscriber wants to read the newsletter you send. Try using a special, innovative subject line for any email you send. Your subject will tell your reader what they are going to read, and do not use deception to trick them into opening an email. The general rule of thumb is to have about 50 characters or fewer on the subject line. Avoid using words like “Free”, “limited time” and don’t use all caps on your subject. You don’t want to scream at your customer. 

  1. Provide Content Worth Reading

Of course, you want to put adverts on your newsletter. But make sure to put something else to keep your readers interested. You could provide tips and advice articles, or news regarding your company. There are the key things that your subscriber may be interested in.

  1. Establish Trust

You need to be consistent with the newsletter so your subscriber knows what to expect when the open and read it. Make sure your subscribers don't feel fooled because your subject line has little similarity to the newsletter material. Don’t forget to send them regularly so your customer didn’t forget about you.

  1. Keep It Short and Simple

Ensure people can quickly and conveniently get the information they need from your newsletter. Also, don't use too much detail and too many separate papers to fill your newsletters. Even though you've been dreaming about loads of posts for your first newsletter, you don't even have to bring them all in.

  1. Write for Your Audience

You are an expert in your profession, and perhaps your subscribers are not. That means you have to describe it in terms that most people will understand and clarify any words, abbreviations, and acronyms in the industry. We all get used to our terms of business and we still forget that others don't understand them immediately too. So be careful and proofread your newsletters in pursuit of some supposed interpretation, and better clarify it.

The most convenient way to ensure your email has been sent (and read afterward) is by using "read receipts." Many webmail clients have an email monitoring option these days. You may choose to be informed when a recipient has either received or read your message before sending your message. 

Nowadays, a variety of email monitoring tools is available, enabling sales teams to have more power as well as access to useful data. One of them is CRM (Customer Relationship Management) software.

Email monitoring tools have become a crucial part of reaching prospects and customers — old and new — at every scale. And the use of CRM with email monitoring capability has become more relevant for organizations to meet their customers at the right time and in the right sense.

Email monitoring is the ability to control the status of emails you deliver, to boost visibility and company with your customer. Through using an email monitoring app, you'll be able to receive real-time email updates for each email case. It also helps you monitor your high-funnel email measurements on an ongoing basis as email opens and click-through speeds, so you can make better business decisions.

Monitoring emails lets you directly communicate with your customers and prospects by letting you see when your emails are sent and opened. When you open your prospects and click on the link in your newsletters, you know when they actively interact with your company. You will also see how many times your emails are opened, and watch the links they clicked on. This helps you to recognize your future clients so that you can contact them at the right time or deliver the next follow-up note, and improve your chance of attracting their company significantly.

You can use CRM software such as Keap, Zoho, Hubspot, Salesforce, ActiveCampaign, and many others, you can easily find CRM software on the internet.

TapTalk
PowerTalk
OneTalk
SendTalk
whatsappfacebooktwitterinstagramlinkedin

Reach us by phone at (021) 27939266

Business Park Kebon Jeruk blok C2-3, Jl. Meruya Ilir Raya no.88, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11620

© 2020 - 2023 TapTalk.io (PT Tap Talk Teknologi)

tap talk logo for footer