.jpg)
Dalam dua tahun terakhir, dunia bisnis dihebohkan oleh gelombang Generative AI. Kita semua takjub melihat bagaimana AI dapat menulis email, membuat gambar, atau merangkum dokumen panjang dalam hitungan detik. Namun, teknologi tidak pernah tidur. Saat kita mulai terbiasa dengan kemampuan Generative AI, sebuah evolusi baru telah tiba dan siap mengubah lanskap operasional bisnis secara fundamental: Agentic AI.
Jika Generative AI adalah "pemikir" yang hebat, maka Agentic AI adalah "pelaksana" yang mandiri. Ini bukan lagi tentang sekadar bertanya kepada chatbot dan menunggu jawaban teks; ini tentang memberikan tujuan kepada AI dan membiarkannya menyelesaikan tugas tersebut hingga tuntas.
Mari kita selami lebih dalam apa itu Agentic AI, cara kerjanya, perbedaannya dengan Generative AI, dan manfaatnya untuk bisnis.
Agentic AI mengacu pada sistem kecerdasan buatan tingkat lanjut yang dirancang untuk beroperasi sebagai 'agen' otonom. Ini berarti sistem tersebut memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan, membuat rencana langkah demi langkah, bernalar, dan mengambil serangkaian tindakan di lingkungan yang dinamis untuk mencapai hasil tertentu tanpa intervensi manusia yang berkelanjutan.
Menurut AWS, Agentic AI adalah jenis kecerdasan buatan yang beroperasi secara independen dan dapat berinteraksi dengan alat dan lingkungan untuk melakukan tugas yang kompleks. Sementara itu, Google Cloud mendefinisikannya sebagai bentuk lanjutan dari kecerdasan buatan yang berfokus pada pengambilan keputusan dan tindakan secara otonom untuk mencapai hasil yang spesifik.
Perbedaannya terletak pada fokusnya:
Bayangkan Generative AI sebagai penulis atau seniman, sementara Agentic AI adalah seorang manajer proyek yang menyusun rencana, mendelegasikan tugas, dan memastikan proyek selesai tepat waktu.
Menurut IBM, sebuah AI Agent harus memiliki kemampuan untuk beroperasi secara mandiri dan mencapai tujuan dengan berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Karakteristik ini mencakup:

Integrasi Agentic AI ke dalam operasional bisnis membawa serangkaian manfaat transformatif yang jauh melampaui otomatisasi tugas rutin.
Manfaat yang paling jelas adalah kemampuan Agentic AI untuk bekerja 24/7 dan mengotomatisasi seluruh alur kerja. Menurut Salesforce, AI Agent dapat mengambil langkah-langkah otonom untuk menyelesaikan pekerjaan, seperti mengelola seluruh proses onboarding pelanggan. Ini secara otomatis mengurangi beban kerja karyawan manusia pada tugas-tugas berulang dan memakan waktu (seperti entri data, pemrosesan faktur, atau penyaringan email). Dengan Agentic AI mengambil alih pekerjaan ini, tim dapat fokus pada inisiatif bernilai tinggi yang membutuhkan kreativitas, strategi, dan interaksi manusia.
Agentic AI unggul dalam menganalisis data real-time dan membuat keputusan seketika. Hal ini didukung oleh kemampuan penalaran dan adaptasinya:
Agentic AI mampu membawa personalisasi layanan pelanggan ke level yang baru. Menurut IBM, AI Agent dapat digunakan untuk membantu pelanggan dan karyawan, misalnya dengan mencari dan merangkum informasi kompleks dari database perusahaan, atau bahkan menyelesaikan masalah teknis ringan secara mandiri. Alih-alih hanya memberikan jawaban generik, AI agent dapat memahami tujuan pelanggan, mengakses riwayat interaksi, dan mengambil serangkaian tindakan untuk menyelesaikan masalah, bahkan berinteraksi dengan sistem internal perusahaan untuk memproses pengembalian dana atau perubahan pesanan.
Dengan kemampuannya untuk belajar dan beradaptasi (self-correction), Agentic AI dapat mengidentifikasi pola dan tren baru dalam data lebih cepat daripada analisis manusia. Dalam pemasaran, misalnya, AI agent dapat memantau kinerja kampanye iklan, mendeteksi saluran mana yang berkinerja buruk, dan secara otomatis mengalokasikan ulang anggaran atau bahkan membuat variasi iklan baru (bekerja sama dengan Gen AI) untuk mengoptimalkan Return on Investment (ROI) kampanye tanpa perlu perintah eksplisit dari marketer.
Di balik Agentic AI terdapat sistem yang sangat canggih dan kompleks. Mengutip AWS, cara kerja sistem ini melibatkan manajemen proses yang berlapis-lapis, di mana setiap agen bertugas mengurai tugas utama menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah diproses secara logis.
Proses kerjanya dapat diringkas dalam siklus berikut:
Dengan pendekatan ini, Agentic AI bisa menjalankan alur kerja yang sebelumnya memerlukan banyak tim manusia, dalam waktu lebih cepat dan dengan kemungkinan kesalahan yang jauh lebih rendah.
Penting memahami bahwa Agentic AI berbeda secara mendasar dari Generative AI, meskipun keduanya berada dalam ranah kecerdasan buatan modern. Berikut adalah perbandingannya:

Agentic AI bukan sekadar alat bantu, tapi adalah evolusi dari AI: dari “memberi jawaban” menjadi “menyelesaikan aksi”. Kemampuannya menjalankan tugas multi-langkah, beradaptasi, dan berinteraksi dengan sistem lain menjadikannya solusi ideal untuk berbagai kebutuhan bisnis modern; dari layanan pelanggan, penjadwalan, manajemen lead, hingga operasional sehari-hari.
Kalau Anda ingin membawa bisnis Anda dari sekadar responsif menjadi proaktif, dari padat kerja manual menjadi efisien otomatis, maka solusi berbasis AI semacam ini bisa jadi game changer. Di sinilah AI Chatbot by TapTalk hadir sebagai solusi strategis.
TapTalk tidak hanya menyediakan chat platform, tetapi juga menghadirkan kemampuan AI Chatbot canggih yang siap menjadi langkah awal transformasi bisnis Anda menuju otomatisasi cerdas. Dengan AI Chatbot by TapTalk, Anda dapat mengotomatiskan interaksi pelanggan di berbagai saluran (Omnichannel) dengan respons yang natural dan akurat. Sistem ini dirancang untuk tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga membantu mengarahkan pelanggan menuju solusi, sebuah karakteristik dasar dari agentic behavior.
Jangan biarkan bisnis Anda tertinggal dalam gelombang revolusi AI ini. Mulailah membangun ekosistem otomatisasi yang andal dan responsif bersama TapTalk, dan rasakan bagaimana teknologi bekerja keras untuk pertumbuhan bisnis Anda.