Back to Home

WhatsApp

Ketahui Bahaya dan Cara Mengatasi Penipuan Kode OTP

BY
Carissa Tirta Wijaya

Carissa Tirta Wijaya

Carissa adalah strategis konten dan desainer grafis dengan keahlian mendalam dalam mengembangkan strategi konten yang meningkatkan keterlibatan dan konversi. Sejak 2021, ia telah memimpin inisiatif desain dan konten di TapTalk.io, menerapkan solusi kreatif yang memajukan tujuan bisnis. Dengan latar belakang yang kuat dalam desain dan komunikasi visual dari BINUS University, Carissa menggabungkan pendekatan analitis dan kreatif dalam setiap proyek. Pengalamannya mencakup pekerjaan dengan berbagai brand di Indonesia, di mana ia menyempurnakan kemampuannya dalam desain dan strategi konten.

Akun pribadi seringkali rentan untuk diretas, termasuk WhatsApp yang memiliki banyak pengguna. WhatsApp adalah salah satu aplikasi perpesanan populer yang digunakan oleh banyak orang di dunia. Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat dan semakin kompleks, terkadang terdapat kemungkinan bahwa seseorang dapat dengan mudah melakukan peretasan kepada akun pribadi Anda.

Kasus peretasan akun WhatsApp bisa saja terjadi pada siapa saja, apalagi jika pengguna tidak mengetahui bahaya tercurinya data pribadi atau nomor OTP (One Time Password) saat masuk ke dalam aplikasi.

Akun WhatsApp yang diretas memungkinkan orang lain mengetahui data pribadi Anda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengamankan data pribadi di aplikasi. Anda tidak perlu panik jika akun WhatsApp Anda diretas karena masih ada peluang untuk mendapatkannya kembali.

Belakangan ini terdapat banyak kasus pencurian akun WhatsApp dengan melakukan penipuan kepada pengguna di Indonesia agar memberikan enam digit kode One Time Password (OTP) yang dikirimkan melalui SMS (Short Message Service) menggunakan huruf India.

Dilansir dari situs resmi WhatsApp tentang bagaimana menangani akun yang dibajak oleh penipuan OTP melalui WhatsApp dapat dilakukan dengan mengirimkan pesan masalah ke alamat emailsupport@whatsapp.com.

Laporan tersebut mungkin berisi nomor telepon yang digunakan untuk WhatsApp, serta kronologi komprehensif dengan fakta tambahan seperti tangkapan layar akun dan masalah apa pun yang mungkin terjadi.

Setelah laporan dibuat, WhatsApp akan menonaktifkan akun atau deactive account tersebut. Anda harus mengaktifkan kembali akun WhatsApp Anda dalam waktu sekitar 24 jam. Mengaktifkan kembali akun Anda cukup mudah, Anda tinggal menginstall ulang atau re-install aplikasi WhatsApp di perangkat Anda, kemudian memasukkan nomor telepon Anda. Jika akun Anda dapat diakses, maka keamanan akun Anda dianggap sudah pulih. 

OTP atau One-Time Password yang menjadi kunci dari keamanan yang seringkali kita dengar adalah pesan singkat yang berisi kata sandi yang dibuat otomatis satu kali yang dikirim ke nomor ponsel terdaftar dari pengguna yang mengajukan permintaan. Teknologi ini mungkin merupakan mekanisme paling populer yang digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia untuk memastikan bahwa permintaan masuk dibuat oleh orang yang berwenang.

Token keamanan OTP adalah kartu pintar berbasis mikroprosesor atau key fobs berukuran saku yang menghasilkan kode numerik atau alfanumerik untuk mengotentikasi akses ke sistem atau transaksi. Kode rahasia ini berubah setiap 30 atau 60 detik, tergantung bagaimana token dikonfigurasi. 

OTP yang dikirimkan tidak boleh dibagikan ke siapapun. Modus pencurian OTP kian beragam. Beberapa waktu lalu, pengguna aplikasi e-commerce Shopee dihubungi oleh nomor tidak dikenal atas alasan ingin diberikan hadiah undian Shopee dengan syarat menyebutkan kode OTP yang telah dikirimkan ke ponselnya. 

Tetapi, OTP juga bisa diretas dengan spyware yang ditanamkan di ponsel. Spyware ini secara tidak sadar akan ada dalam ponsel pengguna, yang kemungkinan didapatkan saat mengunduh file dari situs-situs yang tidak terpercaya. 

Selain itu, terdapat metode hacking lainnya yaitu SIM Swap. SIM Swap merupakan metode hacking dimana pelaku mengontrol kartu SIM korban, sehingga semua akses SMS dan telepon dapat diketahui oleh pelaku. Dilansir dari laman kumparan, contoh terkenal dari metode ini adalah pencurian rekening bank.  Kasus tersebut bermula ketika pelaku berhasil menukar kartu SIM pengguna menjadi miliknya. Pengalihan kepemilikan kartu SIM tersebut memungkinkan pelaku membobol aplikasi perbankan m-banking dan mencuri uang dari bank pengguna.

Key Takeaways:

  • Peretasan, atau hacking, adalah tindakan tidak sah yang melibatkan akses ke sistem komputer atau jaringan untuk tujuan yang sering merugikan.
  • Bahaya peretasan sangat beragam dan dapat memengaruhi individu maupun organisasi dengan berbagai cara.
  • Memahami risiko dan mengambil langkah preventif adalah kunci untuk melindungi diri dari bahaya peretasan.

Bahaya Peretasan bagi Anda

Pencurian data adalah salah satu hasil peretasan yang paling sering terjadi. Peretas akan memiliki akses ke informasi rahasia di mesin mereka, termasuk nama pengguna dan kata sandi tambahan, nomor kartu kredit, catatan bisnis sensitif, atau informasi berguna lainnya.

Jika data yang dicuri berisi nama pengguna dan kata sandi tambahan, data yang dicuri dapat digunakan untuk meretas komputer tambahan. 

Jika data bank atau kartu kredit diretas, data tersebut juga dapat digunakan untuk merampok uang atau melakukan transaksi yang tidak sah. Jika Anda mencurigai bahwa nama pengguna dan kata sandi Anda telah dibobol, segera ubah nama pengguna dan kata sandi Anda. Selain itu, hubungi lembaga keuangan Anda jika informasi akun Anda tampak seperti telah disusupi.

Pencurian data bisa menjadi masalah serius bagi organisasi atau individu. Kehilangan informasi bisnis oleh pencuri dapat berarti hilangnya keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Ini juga dapat menimbulkan konsekuensi hukum, jika data dilindungi oleh informasi milik pihak ketiga, seperti pelanggan. Jika komunikasi pribadi seperti pesan teks atau pesan email dicuri, itu juga bisa sangat memalukan bagi orang-orang yang terlibat, jika topik sensitif dibahas.

Peretasan bahkan dapat menyebabkan gangguan pada catatan digital atau bahkan peralatan fisik. Beberapa peretas dapat dengan sengaja merusak data untuk melukai target mereka. Dalam kasus lain, data sensitif dapat secara tidak sengaja rusak atau tidak disimpan karena gangguan oleh peretas atau alat peretas. Data juga dapat dienkripsi dan disimpan untuk tebusan dan dibuat tidak dapat digunakan jika peretas tidak dikenakan biaya. Dalam kasus yang jarang terjadi, peretas bahkan dapat menggunakan komputer yang mengendalikan perangkat lain untuk merusak perangkat keras atau peralatan fisik.

Berikut beberapa bahaya utama peretasan bagi Anda:

1. Kehilangan Data Pribadi

  • Informasi Identitas: Peretas dapat mencuri informasi pribadi seperti nomor KTP, tanggal lahir, alamat, dan data sensitif lainnya.
  • Informasi Finansial: Detail kartu kredit, informasi bank, dan data finansial lainnya bisa dicuri, menyebabkan potensi kerugian finansial.

2. Pencurian Identitas

  • Penggunaan Identitas: Peretas dapat menggunakan informasi pribadi Anda untuk membuka akun baru atas nama Anda, membuat utang, atau bahkan melakukan kejahatan dengan identitas Anda.
  • Kerusakan Reputasi: Penggunaan identitas oleh pihak tak bertanggung jawab dapat merusak reputasi Anda, baik secara pribadi maupun profesional.

3. Kerugian Finansial

  • Penipuan: Informasi finansial yang dicuri dapat digunakan untuk melakukan transaksi tanpa izin, menguras rekening bank, atau menggunakan kartu kredit secara tidak sah.
  • Ransomware: Peretas dapat mengunci data penting Anda dan meminta tebusan untuk membukanya kembali.

4. Pelanggaran Privasi

  • Pemantauan Aktivitas: Peretas dapat memantau aktivitas online Anda, termasuk email, media sosial, dan situs yang Anda kunjungi.
  • Penyalahgunaan Informasi Pribadi: Informasi pribadi yang diakses bisa digunakan untuk keperluan yang tidak etis atau ilegal.

5. Kerusakan Sistem

  • Malware: Perangkat Anda bisa terinfeksi malware yang dapat merusak atau menghapus data, mengganggu kinerja perangkat, atau memberikan akses kepada peretas.
  • Downtime: Sistem yang diretas bisa mengalami downtime, yang berdampak pada produktivitas dan layanan.

6. Ancaman Fisik

  • Keamanan Fisik: Informasi yang diakses bisa digunakan untuk melacak lokasi fisik Anda, berpotensi menimbulkan ancaman keamanan langsung.
  • Pencurian Perangkat: Informasi tentang keberadaan perangkat Anda dapat digunakan untuk mencuri perangkat tersebut.

7. Gangguan Sosial dan Emosional

  • Stres dan Kekhawatiran: Mengetahui bahwa informasi pribadi Anda telah diretas bisa menimbulkan stres dan kekhawatiran.
  • Konsekuensi Sosial: Informasi pribadi yang bocor bisa menimbulkan masalah dalam hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, maupun kolega.

Baca juga : Apakah OTP Whatsapp Bisa di Hack?

Cegah dan Tangani Peretasan

Dilansir dari CNN Indonesia, ada alternatif atau cara untuk mengatasi WhatsApp yang diretas. Memulihkan akun dari peretas cukup mudah. Pertama, uninstall atau hapus aplikasi WhatsApp dari ponsel Anda, kemudian instal kembali dan login seperti biasa.

Kemudian akan muncul verifikasi melalui SMS ke nomor handphone. Masukkan nomor verifikasi, maka akun WhatsApp akan kembali lagi. Tujuan verifikasi adalah kode OTP dikirim melalui SMS langsung ke nomor ponsel pengguna. Ini tidak memungkinkan peretas atau peretas untuk mendeteksi kata sandi.

Jika setelah memasukkan kode OTP Anda sudah bisa masuk ke akun WhatsApp sebelumnya, segera lakukan tindakan pencegahan lainnya dengan menggunakan akses PIN. Tak hanya itu, perlindungan tambahan lain agar WhatsApp tidak berpindah ke peretas adalah dengan mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah.

Saat mengaktifkan verifikasi dua langkah, pengguna WhatsApp akan diminta memasukkan PIN enam digit untuk pendaftaran.

PIN rahasia dalam verifikasi dua langkah berfungsi sebagai kunci akses, jika suatu saat pengguna mengganti ponselnya. Verifikasi dua langkah ini cukup aman dari peretas.

Untuk pengembalian akun WhatsApp yang di-hack oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab ini, prosesnya terbilang cepat, selama korban hacking segera menghubungi help center dan laporannya.

Proses penyelesaian akun WhatsApp yang diretas biasanya ditangani oleh tim WhatsApp khusus untuk melacak peretas atau pelakunya. Namun jangan khawatir, karena tim pendeteksi tidak dapat membaca konten pesan pengguna tersebut.

Seperti yang baru-baru ini dijelaskan melalui siaran pers, WhatsApp mengatakan bahwa mereka menerapkan sistem enkripsi end-to-end, artinya sistem enkripsi end-to-end ini tidak dapat dideteksi bahkan oleh tim WhatsApp. Bahkan peretas tidak akan bisa mengaksesnya.

Selain cara memulihkan akun saat terjadi peretasan, Anda juga harus memahami cara untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi. Berikut cara-cara untuk menghindari peretasan pada ponsel Anda:

  • Jangan pernah meninggalkan ponsel Anda tanpa pengawasan. Membawa ponsel Anda bersama Anda setiap saat saat berada di depan umum adalah aturan pertama dan terbaik untuk diikuti.
  • Ubah kode sandi default ponsel Anda. Ponsel Anda kemungkinan dilengkapi dengan kata sandi default yang sederhana dan dapat diprediksi, dan mereka yang mengetahui dapat menggunakan ini untuk keuntungan mereka. Ubah kode Anda ke kode yang lebih kompleks, dan tahan kode umum "1234", "0000", dan "2580".
  • Kelola Keamanan Bluetooth Anda. Hindari menggunakan jaringan Bluetooth yang tidak dilindungi dan matikan layanan Bluetooth Anda saat Anda tidak menggunakannya.
  • Lindungi data PIN dan Kartu Kredit Anda. Gunakan aplikasi yang dilindungi untuk menyimpan PIN dan nomor kartu kredit, atau lebih baik lagi, jangan simpan sama sekali di ponsel Anda.

Selain langkah-langkah di atas, menggunakan SendTalk sebagai salah satu pengirim kata sandi OTP berbasis WhatsApp dapat menjadi jawaban atas faktor keamanan aplikasi Anda. 

OTP WhatsApp adalah jenis OTP yang menggunakan aplikasi over the top atau OTT. Penggunaan OTP dengan cara ini unggul karena efisiensi dan keamanan yang lebih baik daripada OTP melalui SMS. Menggunakan aplikasi OTT membuat pengiriman OTP menjadi lebih efisien.

Penggunaan aplikasi OTT sebagai platform pengiriman OTP terbukti efisien dan memakan biaya yang rendah. Salah satunya dengan menggunakan SendTalk by TapTalk.io. Penyedia jasa OTP berbasis WhatsApp ini menawarkan keuntungan yang sangat baik dibanding jasa penyedia OTP lainnya yang berbasis SMS.

SendTalk adalah merek OTP berbasis WhatsApp pertama di Indonesia yang dibuat oleh anak bangsa. Dengan memanfaatkan messenger seperti WhatsApp, layanan OTP ditawarkan dengan biaya yang lebih murah dan memiliki keamanan yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan telepon atau SMS.

Banyak pakar yang mengakui bahwa mengirim kode OTP lewat WhatsApp lebih aman daripada menggunakan OTP berbasis SMS. SendTalk menawarkan pengiriman yang lebih konsisten. Cara yang lebih konvensional untuk mengirim notifikasi melalui SMS atau Panggilan mengandalkan sinyal seluler. Anda bisa mendapatkan waktu pengiriman lebih cepat melalui WhatsApp. Tidak ada lagi masalah dengan penyedia seluler.

Dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan OTP jenis SMS, SendTalk akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan layanan OTP berbasis SMS. Dengan SendTalk, bayangkan berapa banyak uang yang bisa Anda hemat, daripada menggunakan OTP berbasis SMS yang harganya berkisar Rp.350,00 hingga Rp500,00. Tarif yang ditawarkan SendTalk tentunya lebih terjangkau dibandingkan OTP berbasis SMS.

Baca juga : Perbedaan Antara OTP SMS dan OTP WhatsApp

Keunggulan WhatsApp OTP dengan SendTalk by TapTalk.io

Keunggulan WhatsApp OTP dengan SendTalk by TapTalk.io

SendTalk by TapTalk.io menawarkan beberapa keunggulan dalam fitur-fiturnya, yaitu:

1. Pengiriman yang Konsisten

Cara yang lebih konvensional untuk mengirim pemberitahuan melalui SMS atau Panggilan bergantung pada sinyal seluler. Anda bisa mendapatkan waktu pengiriman yang lebih cepat melalui WhatsApp.

2. Biaya Lebih Rendah

Mengirim kode verifikasi melalui SendTalk memiliki harganya lebih murah dari SMS atau telepon. Karena mengandalkan kekuatan sinyal data Anda, biaya untuk OTP berbasis WhatsApp milik SendTalk ini lebih hemat. Berapa banyak yang bisa Anda hemat setiap tahun? Periksa kalkulator tabungan kami untuk memperkirakan biaya Anda.

3. Berikan Kepercayaan & Keamanan

Lebih aman daripada SMS atau panggilan, sulit untuk membuat akun 'palsu' karena Anda dapat memiliki status pengiriman WhatsApp sehingga menghindari penipuan dan meningkatkan kepercayaan dari pengguna.

4. Otentikasi Pengguna

Lindungi akun pengguna akhir dengan mengautentikasi pengguna baru & upaya masuk.

5. Verifikasi Transaksi

Mengamankan pembayaran dan mengkonfirmasi pembelian secara real-time untuk menghindari modus penipuan.

6. Pemberitahuan & Peringatan

Mengirimkan pemberitahuan seperti aktivitas akun, pengingat janji, konfirmasi pembelian, pemberitahuan pengiriman, bahkan peringatan kepada pengguna Anda. Jika Anda menginginkan sistem OTP dengan keamanan yang lebih baik, tunggu apa lagi? Tertarik menggunakan SendTalk sebagai WhatsApp OTP?

Share this article

Carissa Tirta Wijaya

Carissa adalah strategis konten dan desainer grafis dengan keahlian mendalam dalam mengembangkan strategi konten yang meningkatkan keterlibatan dan konversi. Sejak 2021, ia telah memimpin inisiatif desain dan konten di TapTalk.io, menerapkan solusi kreatif yang memajukan tujuan bisnis. Dengan latar belakang yang kuat dalam desain dan komunikasi visual dari BINUS University, Carissa menggabungkan pendekatan analitis dan kreatif dalam setiap proyek. Pengalamannya mencakup pekerjaan dengan berbagai brand di Indonesia, di mana ia menyempurnakan kemampuannya dalam desain dan strategi konten.

Akun pribadi seringkali rentan untuk diretas, termasuk WhatsApp yang memiliki banyak pengguna. WhatsApp adalah salah satu aplikasi perpesanan populer yang digunakan oleh banyak orang di dunia. Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat dan semakin kompleks, terkadang terdapat kemungkinan bahwa seseorang dapat dengan mudah melakukan peretasan kepada akun pribadi Anda.

Kasus peretasan akun WhatsApp bisa saja terjadi pada siapa saja, apalagi jika pengguna tidak mengetahui bahaya tercurinya data pribadi atau nomor OTP (One Time Password) saat masuk ke dalam aplikasi.

Akun WhatsApp yang diretas memungkinkan orang lain mengetahui data pribadi Anda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengamankan data pribadi di aplikasi. Anda tidak perlu panik jika akun WhatsApp Anda diretas karena masih ada peluang untuk mendapatkannya kembali.

Belakangan ini terdapat banyak kasus pencurian akun WhatsApp dengan melakukan penipuan kepada pengguna di Indonesia agar memberikan enam digit kode One Time Password (OTP) yang dikirimkan melalui SMS (Short Message Service) menggunakan huruf India.

Dilansir dari situs resmi WhatsApp tentang bagaimana menangani akun yang dibajak oleh penipuan OTP melalui WhatsApp dapat dilakukan dengan mengirimkan pesan masalah ke alamat emailsupport@whatsapp.com.

Laporan tersebut mungkin berisi nomor telepon yang digunakan untuk WhatsApp, serta kronologi komprehensif dengan fakta tambahan seperti tangkapan layar akun dan masalah apa pun yang mungkin terjadi.

Setelah laporan dibuat, WhatsApp akan menonaktifkan akun atau deactive account tersebut. Anda harus mengaktifkan kembali akun WhatsApp Anda dalam waktu sekitar 24 jam. Mengaktifkan kembali akun Anda cukup mudah, Anda tinggal menginstall ulang atau re-install aplikasi WhatsApp di perangkat Anda, kemudian memasukkan nomor telepon Anda. Jika akun Anda dapat diakses, maka keamanan akun Anda dianggap sudah pulih. 

OTP atau One-Time Password yang menjadi kunci dari keamanan yang seringkali kita dengar adalah pesan singkat yang berisi kata sandi yang dibuat otomatis satu kali yang dikirim ke nomor ponsel terdaftar dari pengguna yang mengajukan permintaan. Teknologi ini mungkin merupakan mekanisme paling populer yang digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia untuk memastikan bahwa permintaan masuk dibuat oleh orang yang berwenang.

Token keamanan OTP adalah kartu pintar berbasis mikroprosesor atau key fobs berukuran saku yang menghasilkan kode numerik atau alfanumerik untuk mengotentikasi akses ke sistem atau transaksi. Kode rahasia ini berubah setiap 30 atau 60 detik, tergantung bagaimana token dikonfigurasi. 

OTP yang dikirimkan tidak boleh dibagikan ke siapapun. Modus pencurian OTP kian beragam. Beberapa waktu lalu, pengguna aplikasi e-commerce Shopee dihubungi oleh nomor tidak dikenal atas alasan ingin diberikan hadiah undian Shopee dengan syarat menyebutkan kode OTP yang telah dikirimkan ke ponselnya. 

Tetapi, OTP juga bisa diretas dengan spyware yang ditanamkan di ponsel. Spyware ini secara tidak sadar akan ada dalam ponsel pengguna, yang kemungkinan didapatkan saat mengunduh file dari situs-situs yang tidak terpercaya. 

Selain itu, terdapat metode hacking lainnya yaitu SIM Swap. SIM Swap merupakan metode hacking dimana pelaku mengontrol kartu SIM korban, sehingga semua akses SMS dan telepon dapat diketahui oleh pelaku. Dilansir dari laman kumparan, contoh terkenal dari metode ini adalah pencurian rekening bank.  Kasus tersebut bermula ketika pelaku berhasil menukar kartu SIM pengguna menjadi miliknya. Pengalihan kepemilikan kartu SIM tersebut memungkinkan pelaku membobol aplikasi perbankan m-banking dan mencuri uang dari bank pengguna.

Key Takeaways:

  • Peretasan, atau hacking, adalah tindakan tidak sah yang melibatkan akses ke sistem komputer atau jaringan untuk tujuan yang sering merugikan.
  • Bahaya peretasan sangat beragam dan dapat memengaruhi individu maupun organisasi dengan berbagai cara.
  • Memahami risiko dan mengambil langkah preventif adalah kunci untuk melindungi diri dari bahaya peretasan.

Bahaya Peretasan bagi Anda

Pencurian data adalah salah satu hasil peretasan yang paling sering terjadi. Peretas akan memiliki akses ke informasi rahasia di mesin mereka, termasuk nama pengguna dan kata sandi tambahan, nomor kartu kredit, catatan bisnis sensitif, atau informasi berguna lainnya.

Jika data yang dicuri berisi nama pengguna dan kata sandi tambahan, data yang dicuri dapat digunakan untuk meretas komputer tambahan. 

Jika data bank atau kartu kredit diretas, data tersebut juga dapat digunakan untuk merampok uang atau melakukan transaksi yang tidak sah. Jika Anda mencurigai bahwa nama pengguna dan kata sandi Anda telah dibobol, segera ubah nama pengguna dan kata sandi Anda. Selain itu, hubungi lembaga keuangan Anda jika informasi akun Anda tampak seperti telah disusupi.

Pencurian data bisa menjadi masalah serius bagi organisasi atau individu. Kehilangan informasi bisnis oleh pencuri dapat berarti hilangnya keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Ini juga dapat menimbulkan konsekuensi hukum, jika data dilindungi oleh informasi milik pihak ketiga, seperti pelanggan. Jika komunikasi pribadi seperti pesan teks atau pesan email dicuri, itu juga bisa sangat memalukan bagi orang-orang yang terlibat, jika topik sensitif dibahas.

Peretasan bahkan dapat menyebabkan gangguan pada catatan digital atau bahkan peralatan fisik. Beberapa peretas dapat dengan sengaja merusak data untuk melukai target mereka. Dalam kasus lain, data sensitif dapat secara tidak sengaja rusak atau tidak disimpan karena gangguan oleh peretas atau alat peretas. Data juga dapat dienkripsi dan disimpan untuk tebusan dan dibuat tidak dapat digunakan jika peretas tidak dikenakan biaya. Dalam kasus yang jarang terjadi, peretas bahkan dapat menggunakan komputer yang mengendalikan perangkat lain untuk merusak perangkat keras atau peralatan fisik.

Berikut beberapa bahaya utama peretasan bagi Anda:

1. Kehilangan Data Pribadi

  • Informasi Identitas: Peretas dapat mencuri informasi pribadi seperti nomor KTP, tanggal lahir, alamat, dan data sensitif lainnya.
  • Informasi Finansial: Detail kartu kredit, informasi bank, dan data finansial lainnya bisa dicuri, menyebabkan potensi kerugian finansial.

2. Pencurian Identitas

  • Penggunaan Identitas: Peretas dapat menggunakan informasi pribadi Anda untuk membuka akun baru atas nama Anda, membuat utang, atau bahkan melakukan kejahatan dengan identitas Anda.
  • Kerusakan Reputasi: Penggunaan identitas oleh pihak tak bertanggung jawab dapat merusak reputasi Anda, baik secara pribadi maupun profesional.

3. Kerugian Finansial

  • Penipuan: Informasi finansial yang dicuri dapat digunakan untuk melakukan transaksi tanpa izin, menguras rekening bank, atau menggunakan kartu kredit secara tidak sah.
  • Ransomware: Peretas dapat mengunci data penting Anda dan meminta tebusan untuk membukanya kembali.

4. Pelanggaran Privasi

  • Pemantauan Aktivitas: Peretas dapat memantau aktivitas online Anda, termasuk email, media sosial, dan situs yang Anda kunjungi.
  • Penyalahgunaan Informasi Pribadi: Informasi pribadi yang diakses bisa digunakan untuk keperluan yang tidak etis atau ilegal.

5. Kerusakan Sistem

  • Malware: Perangkat Anda bisa terinfeksi malware yang dapat merusak atau menghapus data, mengganggu kinerja perangkat, atau memberikan akses kepada peretas.
  • Downtime: Sistem yang diretas bisa mengalami downtime, yang berdampak pada produktivitas dan layanan.

6. Ancaman Fisik

  • Keamanan Fisik: Informasi yang diakses bisa digunakan untuk melacak lokasi fisik Anda, berpotensi menimbulkan ancaman keamanan langsung.
  • Pencurian Perangkat: Informasi tentang keberadaan perangkat Anda dapat digunakan untuk mencuri perangkat tersebut.

7. Gangguan Sosial dan Emosional

  • Stres dan Kekhawatiran: Mengetahui bahwa informasi pribadi Anda telah diretas bisa menimbulkan stres dan kekhawatiran.
  • Konsekuensi Sosial: Informasi pribadi yang bocor bisa menimbulkan masalah dalam hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, maupun kolega.

Baca juga : Apakah OTP Whatsapp Bisa di Hack?

Cegah dan Tangani Peretasan

Dilansir dari CNN Indonesia, ada alternatif atau cara untuk mengatasi WhatsApp yang diretas. Memulihkan akun dari peretas cukup mudah. Pertama, uninstall atau hapus aplikasi WhatsApp dari ponsel Anda, kemudian instal kembali dan login seperti biasa.

Kemudian akan muncul verifikasi melalui SMS ke nomor handphone. Masukkan nomor verifikasi, maka akun WhatsApp akan kembali lagi. Tujuan verifikasi adalah kode OTP dikirim melalui SMS langsung ke nomor ponsel pengguna. Ini tidak memungkinkan peretas atau peretas untuk mendeteksi kata sandi.

Jika setelah memasukkan kode OTP Anda sudah bisa masuk ke akun WhatsApp sebelumnya, segera lakukan tindakan pencegahan lainnya dengan menggunakan akses PIN. Tak hanya itu, perlindungan tambahan lain agar WhatsApp tidak berpindah ke peretas adalah dengan mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah.

Saat mengaktifkan verifikasi dua langkah, pengguna WhatsApp akan diminta memasukkan PIN enam digit untuk pendaftaran.

PIN rahasia dalam verifikasi dua langkah berfungsi sebagai kunci akses, jika suatu saat pengguna mengganti ponselnya. Verifikasi dua langkah ini cukup aman dari peretas.

Untuk pengembalian akun WhatsApp yang di-hack oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab ini, prosesnya terbilang cepat, selama korban hacking segera menghubungi help center dan laporannya.

Proses penyelesaian akun WhatsApp yang diretas biasanya ditangani oleh tim WhatsApp khusus untuk melacak peretas atau pelakunya. Namun jangan khawatir, karena tim pendeteksi tidak dapat membaca konten pesan pengguna tersebut.

Seperti yang baru-baru ini dijelaskan melalui siaran pers, WhatsApp mengatakan bahwa mereka menerapkan sistem enkripsi end-to-end, artinya sistem enkripsi end-to-end ini tidak dapat dideteksi bahkan oleh tim WhatsApp. Bahkan peretas tidak akan bisa mengaksesnya.

Selain cara memulihkan akun saat terjadi peretasan, Anda juga harus memahami cara untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi. Berikut cara-cara untuk menghindari peretasan pada ponsel Anda:

  • Jangan pernah meninggalkan ponsel Anda tanpa pengawasan. Membawa ponsel Anda bersama Anda setiap saat saat berada di depan umum adalah aturan pertama dan terbaik untuk diikuti.
  • Ubah kode sandi default ponsel Anda. Ponsel Anda kemungkinan dilengkapi dengan kata sandi default yang sederhana dan dapat diprediksi, dan mereka yang mengetahui dapat menggunakan ini untuk keuntungan mereka. Ubah kode Anda ke kode yang lebih kompleks, dan tahan kode umum "1234", "0000", dan "2580".
  • Kelola Keamanan Bluetooth Anda. Hindari menggunakan jaringan Bluetooth yang tidak dilindungi dan matikan layanan Bluetooth Anda saat Anda tidak menggunakannya.
  • Lindungi data PIN dan Kartu Kredit Anda. Gunakan aplikasi yang dilindungi untuk menyimpan PIN dan nomor kartu kredit, atau lebih baik lagi, jangan simpan sama sekali di ponsel Anda.

Selain langkah-langkah di atas, menggunakan SendTalk sebagai salah satu pengirim kata sandi OTP berbasis WhatsApp dapat menjadi jawaban atas faktor keamanan aplikasi Anda. 

OTP WhatsApp adalah jenis OTP yang menggunakan aplikasi over the top atau OTT. Penggunaan OTP dengan cara ini unggul karena efisiensi dan keamanan yang lebih baik daripada OTP melalui SMS. Menggunakan aplikasi OTT membuat pengiriman OTP menjadi lebih efisien.

Penggunaan aplikasi OTT sebagai platform pengiriman OTP terbukti efisien dan memakan biaya yang rendah. Salah satunya dengan menggunakan SendTalk by TapTalk.io. Penyedia jasa OTP berbasis WhatsApp ini menawarkan keuntungan yang sangat baik dibanding jasa penyedia OTP lainnya yang berbasis SMS.

SendTalk adalah merek OTP berbasis WhatsApp pertama di Indonesia yang dibuat oleh anak bangsa. Dengan memanfaatkan messenger seperti WhatsApp, layanan OTP ditawarkan dengan biaya yang lebih murah dan memiliki keamanan yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan telepon atau SMS.

Banyak pakar yang mengakui bahwa mengirim kode OTP lewat WhatsApp lebih aman daripada menggunakan OTP berbasis SMS. SendTalk menawarkan pengiriman yang lebih konsisten. Cara yang lebih konvensional untuk mengirim notifikasi melalui SMS atau Panggilan mengandalkan sinyal seluler. Anda bisa mendapatkan waktu pengiriman lebih cepat melalui WhatsApp. Tidak ada lagi masalah dengan penyedia seluler.

Dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan OTP jenis SMS, SendTalk akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan layanan OTP berbasis SMS. Dengan SendTalk, bayangkan berapa banyak uang yang bisa Anda hemat, daripada menggunakan OTP berbasis SMS yang harganya berkisar Rp.350,00 hingga Rp500,00. Tarif yang ditawarkan SendTalk tentunya lebih terjangkau dibandingkan OTP berbasis SMS.

Baca juga : Perbedaan Antara OTP SMS dan OTP WhatsApp

Keunggulan WhatsApp OTP dengan SendTalk by TapTalk.io

Keunggulan WhatsApp OTP dengan SendTalk by TapTalk.io

SendTalk by TapTalk.io menawarkan beberapa keunggulan dalam fitur-fiturnya, yaitu:

1. Pengiriman yang Konsisten

Cara yang lebih konvensional untuk mengirim pemberitahuan melalui SMS atau Panggilan bergantung pada sinyal seluler. Anda bisa mendapatkan waktu pengiriman yang lebih cepat melalui WhatsApp.

2. Biaya Lebih Rendah

Mengirim kode verifikasi melalui SendTalk memiliki harganya lebih murah dari SMS atau telepon. Karena mengandalkan kekuatan sinyal data Anda, biaya untuk OTP berbasis WhatsApp milik SendTalk ini lebih hemat. Berapa banyak yang bisa Anda hemat setiap tahun? Periksa kalkulator tabungan kami untuk memperkirakan biaya Anda.

3. Berikan Kepercayaan & Keamanan

Lebih aman daripada SMS atau panggilan, sulit untuk membuat akun 'palsu' karena Anda dapat memiliki status pengiriman WhatsApp sehingga menghindari penipuan dan meningkatkan kepercayaan dari pengguna.

4. Otentikasi Pengguna

Lindungi akun pengguna akhir dengan mengautentikasi pengguna baru & upaya masuk.

5. Verifikasi Transaksi

Mengamankan pembayaran dan mengkonfirmasi pembelian secara real-time untuk menghindari modus penipuan.

6. Pemberitahuan & Peringatan

Mengirimkan pemberitahuan seperti aktivitas akun, pengingat janji, konfirmasi pembelian, pemberitahuan pengiriman, bahkan peringatan kepada pengguna Anda. Jika Anda menginginkan sistem OTP dengan keamanan yang lebih baik, tunggu apa lagi? Tertarik menggunakan SendTalk sebagai WhatsApp OTP?

Related Posts