Tidak ada pendekatan yang sempurna untuk melakukan strategi penjualan. Taktik penjualan selalu berubah berdasarkan pasar, produk Anda, perusahaan Anda, dan pelanggan Anda.
Meskipun demikian, sebagian besar taktik penjualan termasuk dalam kategori soft selling dan hard selling, dan memahami perbedaan antara kategori-kategori tersebut sangat penting untuk keberhasilan penjualan Anda.
Pada bagian ini, kita akan membahas perbedaan antara soft selling dan hard selling, contohnya, dan bagaimana menentukan teknik yang cocok untuk Anda.
Key Takeaways:
Soft selling mengacu pada pendekatan periklanan dan penjualan yang menampilkan bahasa halus dan teknik non-agresif. Soft selling dirancang untuk menghindari kemarahan pelanggan potensial dan mendorong mereka pergi.
Karena soft selling adalah teknik penjualan dengan tekanan rendah, persuasif, dan halus, hal itu mungkin tidak menghasilkan penjualan saat pertama kali produk diperkenalkan tetapi membantu mendorong penjualan berulang.
Strategi soft selling sering kali berfokus pada hal-hal berikut:
Hard selling mengacu pada pendekatan periklanan atau penjualan yang menampilkan bahasa yang langsung dan mendesak. Hard selling menargetkan objektif untuk membuat pelanggan agar membeli barang atau jasa dalam jangka pendek, daripada mengevaluasi pilihan mereka dan berpotensi memutuskan untuk menunggu pembelian.
Teknik ini dianggap sebagai teknik agresif dengan tekanan tinggi yang memiliki berbagai kontra.
Strategi hard selling sering kali berfokus pada hal-hal berikut:
Perbedaan paling sederhana antara hard selling dan soft selling adalah hard selling adalah penjualan langsung dalam jangka pendek, dan soft selling adalah penjualan tidak langsung dalam jangka panjang.
Kebanyakan pakar akan merekomendasikan soft sell. Namun kenyataannya, ada ruang untuk kedua pendekatan tersebut tergantung pada situasi Anda.
Selain itu, perbedaan antara soft selling dan hard selling terletak pada penggunaan pendekatan yang dilakukan terhadap pelanggan. Seperti yang dijelaskan di atas, soft selling menggunakan bahasa halus dan teknik non-agresif sementara hard selling menggunakan bahasa yang langsung dan mendesak.
Keterampilan soft selling fokus pada membangun hubungan baik dengan pelanggan. Dengan pendekatan ini, tim penjualan meluangkan waktu untuk mempelajari kebutuhan pelanggan, kekhawatiran mereka, dan jaringan pemangku kepentingan yang terlibat dalam keputusan pembelian.
Soft sales memerlukan kecerdasan emosional yang memungkinkan profesional penjualan memahami sudut pandang pelanggan sehubungan dengan risiko finansial dan reputasi yang terlibat dalam melakukan pembelian.
Keterampilan hard selling sering kali terlihat ketika tenaga penjualan mengincar volume, bukan nilai. Artinya, tenaga penjualan profesional berusaha mendapatkan komitmen dari pembeli dengan cepat agar mereka dapat melanjutkan ke penjualan berikutnya.
Baca juga: Unggul di Tengah Persaingan Pasar dengan Go to Market Strategy
Soft selling sangat efektif dalam menciptakan hubungan pelanggan jangka panjang. Perusahaan yang berusaha menciptakan pengikut setia atau yang ingin mencap dirinya sebagai perusahaan yang berorientasi keluarga akan berkembang dengan soft selling.
Misalnya, sebuah merek Mom & Baby menjual perlengkapan bayi berkualitas tinggi, bergaya, dan fungsional. Soft selling di Mom & Baby tidak hanya membuat para orang tua merasa nyaman dalam memilih produk yang tepat, tetapi juga menciptakan loyalitas merek seiring pertumbuhan anak dan membutuhkan item tambahan.
Misalnya merk fast food Burger A ingin membuat sebuah campaign iklan. Pendekatan hard sell akan fokus pada kelemahan brand lain untuk menonjolkan brand Burger A di mata publik. Bahasa yang digunakan langsung menyasar pelanggan yang akan diuntungkan dengan keberadaan Brand A, terlebih jika keuntungan tersebut bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah
Kapan menggunakan hard selling?
Komponen strategi hard selling
Perusahaan yang menerapkan praktik hard selling sering kali mendapat manfaat dari penggunaan tenaga penjualan yang dapat menciptakan hubungan emosional dengan cepat. Perusahaan mungkin juga menggunakan tenaga penjualan yang tahu banyak tentang apa yang mereka jual, sehingga dapat membangun kredibilitas dalam waktu singkat.
Begitu mereka mendapatkan perhatian pelanggan, mereka mencoba menciptakan perasaan mendesak. Beberapa strategi khusus yang digunakan selama proses ini mungkin mencakup:
Kapan menggunakan soft selling?
Soft selling mungkin bermanfaat jika Anda bekerja di industri yang memerlukan pembelian berulang, seperti layanan berlangganan/subscription. Hal ini juga mungkin berguna jika Anda bekerja dengan tim penjualan atau pemasaran yang mengikuti proses penjualan yang ketat. Pertimbangkan untuk menggunakan soft selling dalam situasi berikut:
Komponen strategi soft selling
Perusahaan yang mengadopsi praktik soft sales seringkali fokus pada pemahaman latar belakang pembelian dan keinginan setiap pelanggan. Mereka meminta tim penjualan mengajukan pertanyaan kepada pelanggan dan meminta tim pemasaran mempelajari informasi spesifik tentang audiens target mereka. Mereka kemudian dapat menggunakan penelitian ini untuk membuat strategi penjualan berbasis solusi seperti berikut:
Baca juga: Ingin Memulai Bisnis Online? Berikut Cara Jualan Online Bagi Pemula
Setelah Anda memutuskan mana strategi yang paling cocok untuk brand Anda, saatnya mengaplikasikannya bersama OneTalk by TapTalk.io.
OneTalk sebagai omnichannel messaging platform yang mengintegrasikan berbagai channel perpesanan siap memenuhi kebutuhan Anda.
Fitur Advanced Broadcast oleh OneTalk akan menguntungkan komunikasi Anda bersama pelanggan di platform perpesanan Anda. Mengirimkan pesan promosi, program loyalitas, atau perilisan produk baru kini lebih mudah!
Advanced Broadcast memungkinkan Anda untuk melakukan Contact Segment, Scheduled Broadcast, Multiple Message Broadcast, dan Personalized Broadcast.
Berikut detail dari tiap fitur yang dapat Anda gunakan bersama Advanced Broadcast dari OneTalk:
Tunggu apa lagi? Kunjungi website kami sekarang dan buat strategi pendekatan Anda menjadi lebih baik.