Back to Home

SendTalk

Apakah OTP WhatsApp Bisa di Hack? Cari Tahu di Sini!

BY
Carissa Tirta Wijaya

Carissa Tirta Wijaya

Carissa adalah strategis konten dan desainer grafis dengan keahlian mendalam dalam mengembangkan strategi konten yang meningkatkan keterlibatan dan konversi. Sejak 2021, ia telah memimpin inisiatif desain dan konten di TapTalk.io, menerapkan solusi kreatif yang memajukan tujuan bisnis. Dengan latar belakang yang kuat dalam desain dan komunikasi visual dari BINUS University, Carissa menggabungkan pendekatan analitis dan kreatif dalam setiap proyek. Pengalamannya mencakup pekerjaan dengan berbagai brand di Indonesia, di mana ia menyempurnakan kemampuannya dalam desain dan strategi konten.

WhatsApp memang sudah menjadi salah satu aplikasi yang sering menjadi sasaran peretasan. Nyatanya, akun WhatsApp sangat mudah diretas, di mana peretasan akun hanya membutuhkan informasi nomor ponsel yang anda gunakan saja.

Sangat mudah untuk menemukan ciri-ciri WhatsApp diretas. Tanda-tanda pembajakan seseorang di WhatsApp adalah ketika mereka keluar dari akunnya tanpa alasan.

Meskipun mudah untuk menemukan tanda-tanda seseorang dibajak di WhatsApp, ada baiknya agar Anda mencegah peretas untuk meretas akun Anda. Untuk mencegah peretasan, Anda perlu mengetahui metode mana yang digunakan oleh peretas untuk membajak akun WhatsApp kita.

Apakah WA Bisa di Hack

Key Takeaways: 

  • WhatsApp memang sudah menjadi salah satu aplikasi yang sering menjadi sasaran peretasan. 
  • Mengutip dari Bitdefender, perusahaan yang bergerak di bidang cyber security dan perangkat lunak antivirus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh peretas untuk meretas WhatsApp, seperti menipu pengguna untuk memberikan kode verifikasi, menggunakan spyware, mengirim malware sebagai lampiran, atau bahkan mengkloning ponsel atau akun WhatsApp Anda.
  • Salah satu konsekuensi paling umum dari peretasan adalah pencurian data. 

Cara-Cara dan Konsekuensi Peretasan Akun WhatsApp

Mengutip dari Bitdefender, perusahaan yang bergerak di bidang cyber security dan perangkat lunak antivirus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh peretas untuk meretas WhatsApp, seperti menipu pengguna untuk memberikan kode verifikasi, menggunakan spyware, mengirim malware sebagai lampiran, atau bahkan mengkloning ponsel atau akun WhatsApp Anda (Cristina POPOV, 2024).

Salah satu kasus peretasan yang sangat umum saat ini adalah bagaimana peretas mengirim pesan atau email yang tampak resmi dan meminta pengguna untuk membagikan kode OTP dengan alasan keamanan atau pembaruan akun. Kode ini kemudian dapat digunakan oleh peretas untuk mengakses akun WhatsApp Anda.

Akun pengguna masih dapat diretas meskipun mereka tidak memberi tahu token OTP. Hal tersebut memungkinkan, jika hacker telah menanamkan spyware di smartphone yang Anda gunakan. Spyware adalah cara para hacker menemukan kode OTP Anda. Namun, spyware bukanlah satu-satunya cara bagi peretas untuk menemukan kode tanpa sepengetahuan Anda.

Selain melalui spyware, WhatsApp Anda juga rentan di hack melalui beberapa cara lainnya, yaitu Pegasus, salah satu varian dari spyware yang sering digunakan untuk melakukan peretasan pada tokoh-tokoh penting seperti pejabat, pebisnis, dan aktivis, Call forwarding, yaitu pengalihan panggilan dari satu nomor telepon ke nomor telepon lainnya, dan SIM Swap.

Salah satu konsekuensi paling umum dari peretasan adalah pencurian data. Peretas akan mendapatkan akses ke komputer untuk mencuri informasi sensitif, termasuk nama pengguna dan kata sandi tambahan, nomor kartu kredit, data perusahaan yang sensitif, atau informasi berharga lainnya.

Jika data yang dicuri menyertakan nama pengguna dan kata sandi tambahan, data yang dicuri dapat digunakan untuk membobol komputer tambahan. Jika data bank atau kartu kredit dicuri, itu juga dapat digunakan untuk mencuri uang atau melakukan pembelian yang curang. Jika menurut Anda nama pengguna dan sandi Anda telah dicuri, segera ubah nama pengguna dan sandi. Selain itu, hubungi lembaga keuangan jika informasi akun Anda tampak seolah-olah telah disusupi.

Pencurian data bisa menjadi masalah serius bagi organisasi atau individu. Kehilangan informasi bisnis oleh pencuri dapat berarti hilangnya keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Ini juga dapat membawa konsekuensi hukum, jika data tersebut dilindungi informasi milik pihak ketiga, seperti pelanggan. Jika komunikasi pribadi seperti pesan teks atau pesan email dicuri, ini juga bisa sangat memalukan bagi orang-orang yang terlibat, jika topik sensitif dibahas.

Efek peretasan juga dapat mencakup kerusakan data digital atau bahkan peralatan fisik. Beberapa peretas mungkin dengan sengaja menghancurkan data untuk merugikan target mereka. Dalam kasus lain, data berharga mungkin tidak sengaja rusak atau tidak disimpan, karena gangguan dari peretas atau perangkat lunak yang digunakan peretas.

Data juga dapat dienkripsi dan disimpan untuk tebusan dan dianggap tidak dapat digunakan, jika peretas tidak dibayar. Dalam kasus yang jarang terjadi, peretas bahkan dapat menggunakan komputer yang mengontrol perangkat lain untuk merusak perangkat keras atau peralatan fisik.

Baca juga: Mengenal Whatsapp OTP: Cara Baru OTP Menggunakan OTP Whatsapp

6 Cara Menghindari Peretasan Akun WhatsApp

Tanpa perlu diragukan lagi, siapapun tentu tidak ingin akun WhatsApp-nya dicuri oleh orang lain. Menurut Paul Wagenseil, seorang editor senior di Tom's Guide yang memiliki keahlian dalam bidang keamanan informasi selama lebih dari 15 tahun, mengaktifkan fitur PIN pada akun WhatsApp Anda adalah salah satu cara paling mudah untuk menghindari peretasan (Paul Wagenseil, 2020).

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghindari peretasan akun WhatsApp.

  • Jangan pernah meninggalkan ponsel Anda tanpa pengawasan. Membawa ponsel Anda bersama Anda setiap saat saat berada di tempat umum adalah aturan pertama dan terbaik untuk diikuti.
  • Pastikan Anda menambahkan PIN ke akun WA Anda, yang dikenal sebagai verifikasi dua langkah (two-step verification). Anda dapat menerapkannya dengan masuk ke pengaturan pada aplikasi WhatsApp, lalu pilih Akun dan Verifikasi Dua Langkah. Anda akan diminta untuk emmbuat PIN enam digit yang perlu Anda masukkan saat memindahkan akun WhatsApp ke ponsel baru.
  • Ubah kode sandi default ponsel Anda. Ponsel Anda kemungkinan dilengkapi dengan kata sandi default yang sederhana dan dapat diprediksi, dan mereka yang tahu dapat menggunakan ini untuk keuntungan mereka. Ubah kode Anda menjadi kode yang lebih kompleks, dan jangan menggunakan kode "1234", "0000", dan "2580" yang biasanya umum digunakan.
  • Kelola Keamanan Bluetooth Anda. Hindari menggunakan jaringan Bluetooth yang tidak dilindungi dan matikan layanan Bluetooth Anda saat Anda tidak sedang menggunakannya.
  • Lindungi data PIN dan Kartu Kredit Anda. Gunakan aplikasi yang dilindungi untuk menyimpan nomor PIN dan kartu kredit, atau lebih baik lagi, jangan simpan sama sekali di ponsel Anda.
  • Hapuslah centang pada opsi 'Keep me signed in' sebelum memindai kode QR saat Anda meluncurkan WhatsApp Web atau Desktop. Dengan begini, sesi WhatsApp Anda akan log out secara otomatis setelah 15 menit tidak aktif.

Baca juga: Tutorial Mengirim OTP WhatsApp dengan SendTalk

Mengirim OTP dengan Lebih Aman melalui WhatsApp Bersama SendTalk

Mengirim OTP dengan Lebih Aman melalui WhatsApp Bersama SendTalk

Menggunakan SendTalk sebagai salah satu pengirim sandi OTP berbasis WhatsApp mungkin adalah jawaban dari faktor keamanan aplikasi Anda. SendTalk merupakan brand OTP berbasis WhatsApp pertama di Indonesia yang dibuat oleh anak bangsa. Dengan memanfaatkan messenger seperti WhatsApp, jasa OTP yang ditawarkan dengan biaya lebih rendah dan memiliki keamanan yang lebih tinggi dibanding menggunakan telepon atau SMS.

Banyak ahli sudah mengakui kalau mengirim kode OTP melalui WhatsApp lebih aman daripada menggunakan OTP berbasis SMS. SendTalk menawarkan pengiriman yang lebih konsisten. Cara yang lebih konvensional untuk mengirim pemberitahuan melalui SMS atau Panggilan bergantung pada sinyal seluler. Anda bisa mendapatkan waktu pengiriman yang lebih cepat melalui WhatsApp. Tidak ada lagi masalah dengan penyedia seluler.

Dengan biaya yang lebih hemat dibanding OTP jenis SMS, SendTalk akan lebih menguntungkan dibanding jasa OTP berbasis SMS. Dengan SendTalk, bayangkan berapa banyak uang yang bisa Anda hemat, daripada menggunakan OTP berbasis SMS yang harganya sekitar Rp350,00 hingga Rp500,00. Tarif yang ditawarkan SendTalk tentunya lebih terjangkau dibandingkan OTP berbasis SMS.

Untuk itu, jangan ragu untuk menghubungi hubungi kami via email dan agent kami via WhatsApp  untuk mengetahui lebih lanjut mengenai SendTalk, kami akan menantikan Anda. Kunjungi website kami!

Share this article

Carissa Tirta Wijaya

Carissa adalah strategis konten dan desainer grafis dengan keahlian mendalam dalam mengembangkan strategi konten yang meningkatkan keterlibatan dan konversi. Sejak 2021, ia telah memimpin inisiatif desain dan konten di TapTalk.io, menerapkan solusi kreatif yang memajukan tujuan bisnis. Dengan latar belakang yang kuat dalam desain dan komunikasi visual dari BINUS University, Carissa menggabungkan pendekatan analitis dan kreatif dalam setiap proyek. Pengalamannya mencakup pekerjaan dengan berbagai brand di Indonesia, di mana ia menyempurnakan kemampuannya dalam desain dan strategi konten.

WhatsApp memang sudah menjadi salah satu aplikasi yang sering menjadi sasaran peretasan. Nyatanya, akun WhatsApp sangat mudah diretas, di mana peretasan akun hanya membutuhkan informasi nomor ponsel yang anda gunakan saja.

Sangat mudah untuk menemukan ciri-ciri WhatsApp diretas. Tanda-tanda pembajakan seseorang di WhatsApp adalah ketika mereka keluar dari akunnya tanpa alasan.

Meskipun mudah untuk menemukan tanda-tanda seseorang dibajak di WhatsApp, ada baiknya agar Anda mencegah peretas untuk meretas akun Anda. Untuk mencegah peretasan, Anda perlu mengetahui metode mana yang digunakan oleh peretas untuk membajak akun WhatsApp kita.

Apakah WA Bisa di Hack

Key Takeaways: 

  • WhatsApp memang sudah menjadi salah satu aplikasi yang sering menjadi sasaran peretasan. 
  • Mengutip dari Bitdefender, perusahaan yang bergerak di bidang cyber security dan perangkat lunak antivirus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh peretas untuk meretas WhatsApp, seperti menipu pengguna untuk memberikan kode verifikasi, menggunakan spyware, mengirim malware sebagai lampiran, atau bahkan mengkloning ponsel atau akun WhatsApp Anda.
  • Salah satu konsekuensi paling umum dari peretasan adalah pencurian data. 

Cara-Cara dan Konsekuensi Peretasan Akun WhatsApp

Mengutip dari Bitdefender, perusahaan yang bergerak di bidang cyber security dan perangkat lunak antivirus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh peretas untuk meretas WhatsApp, seperti menipu pengguna untuk memberikan kode verifikasi, menggunakan spyware, mengirim malware sebagai lampiran, atau bahkan mengkloning ponsel atau akun WhatsApp Anda (Cristina POPOV, 2024).

Salah satu kasus peretasan yang sangat umum saat ini adalah bagaimana peretas mengirim pesan atau email yang tampak resmi dan meminta pengguna untuk membagikan kode OTP dengan alasan keamanan atau pembaruan akun. Kode ini kemudian dapat digunakan oleh peretas untuk mengakses akun WhatsApp Anda.

Akun pengguna masih dapat diretas meskipun mereka tidak memberi tahu token OTP. Hal tersebut memungkinkan, jika hacker telah menanamkan spyware di smartphone yang Anda gunakan. Spyware adalah cara para hacker menemukan kode OTP Anda. Namun, spyware bukanlah satu-satunya cara bagi peretas untuk menemukan kode tanpa sepengetahuan Anda.

Selain melalui spyware, WhatsApp Anda juga rentan di hack melalui beberapa cara lainnya, yaitu Pegasus, salah satu varian dari spyware yang sering digunakan untuk melakukan peretasan pada tokoh-tokoh penting seperti pejabat, pebisnis, dan aktivis, Call forwarding, yaitu pengalihan panggilan dari satu nomor telepon ke nomor telepon lainnya, dan SIM Swap.

Salah satu konsekuensi paling umum dari peretasan adalah pencurian data. Peretas akan mendapatkan akses ke komputer untuk mencuri informasi sensitif, termasuk nama pengguna dan kata sandi tambahan, nomor kartu kredit, data perusahaan yang sensitif, atau informasi berharga lainnya.

Jika data yang dicuri menyertakan nama pengguna dan kata sandi tambahan, data yang dicuri dapat digunakan untuk membobol komputer tambahan. Jika data bank atau kartu kredit dicuri, itu juga dapat digunakan untuk mencuri uang atau melakukan pembelian yang curang. Jika menurut Anda nama pengguna dan sandi Anda telah dicuri, segera ubah nama pengguna dan sandi. Selain itu, hubungi lembaga keuangan jika informasi akun Anda tampak seolah-olah telah disusupi.

Pencurian data bisa menjadi masalah serius bagi organisasi atau individu. Kehilangan informasi bisnis oleh pencuri dapat berarti hilangnya keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Ini juga dapat membawa konsekuensi hukum, jika data tersebut dilindungi informasi milik pihak ketiga, seperti pelanggan. Jika komunikasi pribadi seperti pesan teks atau pesan email dicuri, ini juga bisa sangat memalukan bagi orang-orang yang terlibat, jika topik sensitif dibahas.

Efek peretasan juga dapat mencakup kerusakan data digital atau bahkan peralatan fisik. Beberapa peretas mungkin dengan sengaja menghancurkan data untuk merugikan target mereka. Dalam kasus lain, data berharga mungkin tidak sengaja rusak atau tidak disimpan, karena gangguan dari peretas atau perangkat lunak yang digunakan peretas.

Data juga dapat dienkripsi dan disimpan untuk tebusan dan dianggap tidak dapat digunakan, jika peretas tidak dibayar. Dalam kasus yang jarang terjadi, peretas bahkan dapat menggunakan komputer yang mengontrol perangkat lain untuk merusak perangkat keras atau peralatan fisik.

Baca juga: Mengenal Whatsapp OTP: Cara Baru OTP Menggunakan OTP Whatsapp

6 Cara Menghindari Peretasan Akun WhatsApp

Tanpa perlu diragukan lagi, siapapun tentu tidak ingin akun WhatsApp-nya dicuri oleh orang lain. Menurut Paul Wagenseil, seorang editor senior di Tom's Guide yang memiliki keahlian dalam bidang keamanan informasi selama lebih dari 15 tahun, mengaktifkan fitur PIN pada akun WhatsApp Anda adalah salah satu cara paling mudah untuk menghindari peretasan (Paul Wagenseil, 2020).

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghindari peretasan akun WhatsApp.

  • Jangan pernah meninggalkan ponsel Anda tanpa pengawasan. Membawa ponsel Anda bersama Anda setiap saat saat berada di tempat umum adalah aturan pertama dan terbaik untuk diikuti.
  • Pastikan Anda menambahkan PIN ke akun WA Anda, yang dikenal sebagai verifikasi dua langkah (two-step verification). Anda dapat menerapkannya dengan masuk ke pengaturan pada aplikasi WhatsApp, lalu pilih Akun dan Verifikasi Dua Langkah. Anda akan diminta untuk emmbuat PIN enam digit yang perlu Anda masukkan saat memindahkan akun WhatsApp ke ponsel baru.
  • Ubah kode sandi default ponsel Anda. Ponsel Anda kemungkinan dilengkapi dengan kata sandi default yang sederhana dan dapat diprediksi, dan mereka yang tahu dapat menggunakan ini untuk keuntungan mereka. Ubah kode Anda menjadi kode yang lebih kompleks, dan jangan menggunakan kode "1234", "0000", dan "2580" yang biasanya umum digunakan.
  • Kelola Keamanan Bluetooth Anda. Hindari menggunakan jaringan Bluetooth yang tidak dilindungi dan matikan layanan Bluetooth Anda saat Anda tidak sedang menggunakannya.
  • Lindungi data PIN dan Kartu Kredit Anda. Gunakan aplikasi yang dilindungi untuk menyimpan nomor PIN dan kartu kredit, atau lebih baik lagi, jangan simpan sama sekali di ponsel Anda.
  • Hapuslah centang pada opsi 'Keep me signed in' sebelum memindai kode QR saat Anda meluncurkan WhatsApp Web atau Desktop. Dengan begini, sesi WhatsApp Anda akan log out secara otomatis setelah 15 menit tidak aktif.

Baca juga: Tutorial Mengirim OTP WhatsApp dengan SendTalk

Mengirim OTP dengan Lebih Aman melalui WhatsApp Bersama SendTalk

Mengirim OTP dengan Lebih Aman melalui WhatsApp Bersama SendTalk

Menggunakan SendTalk sebagai salah satu pengirim sandi OTP berbasis WhatsApp mungkin adalah jawaban dari faktor keamanan aplikasi Anda. SendTalk merupakan brand OTP berbasis WhatsApp pertama di Indonesia yang dibuat oleh anak bangsa. Dengan memanfaatkan messenger seperti WhatsApp, jasa OTP yang ditawarkan dengan biaya lebih rendah dan memiliki keamanan yang lebih tinggi dibanding menggunakan telepon atau SMS.

Banyak ahli sudah mengakui kalau mengirim kode OTP melalui WhatsApp lebih aman daripada menggunakan OTP berbasis SMS. SendTalk menawarkan pengiriman yang lebih konsisten. Cara yang lebih konvensional untuk mengirim pemberitahuan melalui SMS atau Panggilan bergantung pada sinyal seluler. Anda bisa mendapatkan waktu pengiriman yang lebih cepat melalui WhatsApp. Tidak ada lagi masalah dengan penyedia seluler.

Dengan biaya yang lebih hemat dibanding OTP jenis SMS, SendTalk akan lebih menguntungkan dibanding jasa OTP berbasis SMS. Dengan SendTalk, bayangkan berapa banyak uang yang bisa Anda hemat, daripada menggunakan OTP berbasis SMS yang harganya sekitar Rp350,00 hingga Rp500,00. Tarif yang ditawarkan SendTalk tentunya lebih terjangkau dibandingkan OTP berbasis SMS.

Untuk itu, jangan ragu untuk menghubungi hubungi kami via email dan agent kami via WhatsApp  untuk mengetahui lebih lanjut mengenai SendTalk, kami akan menantikan Anda. Kunjungi website kami!

Related Posts