Back to Home

Insight

Siklus Ekonomi: Arti & Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

BY
Regita Larasati

Regita Larasati

Content Strategic Associate
Regita adalah seorang Content Strategist dan Copywriter yang memulai karirnya sebagai Marketing Intern di TapTalk.io pada tahun 2021 dan secara konsisten menunjukkan dedikasinya hingga mencapai posisinya sekarang. Dengan memanfaatkan latar belakang pendidikan Sastra Jerman dari Universitas Indonesia yang memberinya kemampuan analitis dan kreatif dalam mengembangkan strategi konten yang efektif serta menulis copy yang menarik, menjadikannya aset berharga dalam membangun image dan komunikasi brand di berbagai platform digital.

Pada tahun 2020, dunia internasional memasuki masa-masa yang sangat “menakutkan” dalam bidang perekonomian, baik secara ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Pandemi Covid-19 melanda sebagian besar negara di dunia tak terkecuali Indonesia yang ditandai dengan munculnya kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020. Lantas pemerintah segera mengikuti arahan WHO (World Health Organization) terkait penanganan Covid-19 dan juga membatasi mobilitas masyarakat, misalnya saja dengan mengubah pola bekerja yang semula datang ke kantor menjadi bekerja dari rumah, dan lain sebagainya, hal ini dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin cepat.

Praktis dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat yang kala itu disebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), sangat berdampak terhadap aktivitas ekonomi yang biasa masyarakat lakukan. Salah satu hal yang paling mudah dirasakan adalah menurunnya daya beli masyarakat yang berakibat pada penurunan ekonomi dan berdampak pada siklus ekonomi yang berlaku.

Siklus Ekonomi: Arti & Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Belum lagi penurunan pada beberapa sektor seperti sektor industri, sektor pariwisata, sektor produksi, dan sektor jasa yang tentu saja juga mengalami penurunan omzet berkat adanya pembatasan sosial tersebut. Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan daya beli masyarakat karena beberapa perusahaan menerapkan potongan pada gaji yang karyawan terima.

Untuk dapat memahami dari segi ilmu ekonomi, mari kita kupas satu per satu tentang siklus ekonomi dan bagaimana siklus ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di dalam sebuah negara.

Key Takeaways:

  • Indonesia dan dunia internasional pernah mengalami masa gelap yang membuat perekonomian berada pada titik yang rendah.
  • Salah satu faktor menurunnya perekonomian khususnya Indonesia adalah kebijakan pemerintah terkait dengan pembatasan sosial masyarakat.
  • Beberapa perusahaan menerapkan potongan gaji karyawan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.
  • Turunnya daya beli masyarakat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di dalam sebuah siklus ekonomi.
  • OneTalk by TapTalk.io merupakan penyedia layanan omnichannel yang dapat membantu mengoptimalkan bisnis Anda  dengan meningkatkan customer engagement.

Pengertian Siklus Ekonomi

Apabila berbicara mengenai perekonomian, tentu sebagian besar dari Anda akan mengharapkan bahwa situasi dan kondisi ekonomi yang tetap stabil serta cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Akan tetapi, hal tersebut sepertinya hanya berlaku di dunia khayalan, pasalnya kini tidak mungkin sebuah perekonomian hanya dalam kondisi baik-baik saja, karena akan ada masanya ketika ekonomi negara dan dunia mengalami kontraksi atau fluktuasi.

Siklus ekonomi secara garis besar adalah fluktuasi ekonomi antara periode pertumbuhan atau ekspansi dan periode pelemahan atau resesi. Di dalam sebuah siklus ekonomi terdapat 4 fase atau periode, yaitu fase pertumbuhan atau ekspansi, fase puncak atau peak, fase pelemahan atau resesi, dan fase titik terendah atau palung.

Memahami Arti Dari Setiap Fase Siklus Ekonomi

1. Fase Ekspansi

Fase ekspansi atau pertumbuhan juga biasa disebut dengan fase pemulihan yang merupakan fase dimana aktivitas ekonomi meningkat termasuk di dalamnya peningkatan siklus usaha dan produk domestik bruto PDB tumbuh selama dua kuartal berturut-turut. Selain itu, pada fase ekspansi juga ditandai dengan meningkatnya aktivitas sektor manufaktur dan juga lapangan pekerjaan.

Akan tetapi, saat memasuki fase ekspansi, hal ini juga turut menjadi pemicu meningkatnya permintaan yang berujung pada kenaikan inflasi. Apabila inflasi sudah mulai meningkat, biasanya bank sentral akan mengeluarkan kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga dan mengurangi stimulus baik dari segi ekonomi maupun sosial. Adapun pasar saham akan mulai mengalami pertumbuhan seiring memasuki fase akhir dari ekspansi dan sebelum menyentuh fase puncak atau peak.

2. Fase Puncak

Setelah diawali oleh fase ekspansi, berikutnya akan memasuki fase puncak atau peak. Fase puncak merupakan titik tertinggi di dalam sebuah siklus ekonomi, pada fase ini bank sentral semakin mengetatkan kebijakan moneternya untuk menahan laju perekonomian supaya tidak mencapai pada kondisi “overheating”.

Di sisi lain, kondisi pasar juga mulai memasuki fase bearish atau penurunan, yang diikuti juga oleh penurunan harga obligasi serta saham akibat dampak kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral.

3. Fase Resesi

Pernahkah Anda mendengar istilah “resesi”? Mayoritas dari Anda pasti pernah mendengarnya, terlebih dengan viralnya prediksi ekonomi dunia di tahun 2023 yang akan semakin gelap dan potensi ancaman resesi global. Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi bergerak negatif atau juga biasa disebut dengan kontraksi perekonomian selama minimal dua kuartal berturut-turut.

Saat memasuki fase resesi, beberapa tanda-tanda pun akan muncul seperti bertambahnya tingkat pengangguran yang juga diiringi dengan menurunnya aktivitas manufaktur. Pada fase ini juga kondisi pasar khususnya pasar obligasi dan saham akan berada pada titik terendahnya sebelum akhirnya memulai rebound ketika bank sentral melonggarkan kebijakan moneternya.

Indonesia sendiri pernah mengalami resesi belum lama ini, tepatnya pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia yang disebabkan oleh kontraksi ekonomi selama dua bulan berturut-turut, yaitu pada kuartal 2 tahun 2020 dengan minus 5,32% dan kuartal 3 tahun 2020 dengan minus 3,49%.

4. Fase Depresi

Setelah memasuki fase resesi, kini memasuki fase terakhir di dalam sebuah siklus ekonomi yaitu fase depresi. Fase depresi adalah kondisi di mana keadaan ekonomi berada pada titik terendah, yang juga ditandai dengan penurunan harga, penurunan daya beli, jumlah penawaran relatif lebih besar dibandingkan jumlah permintaan, tingkat pengangguran yang meningkat tajam, serta lesunya dunia usaha yang dapat berakibat pada likuidasi perusahaan.

Pada fase ini, apabila Anda merupakan seorang investor, maka inilah momen yang tepat untuk melakukan investasi. Harga obligasi akan mencapai pada titik tertingginya yang dibarengi dengan meningkatnya pasar saham akibat dari adanya stimulus ekonomi dan sosial dalam rangka pemulihan ekonomi sektor riil.

Faktor-Faktor Timbulnya Inflasi

Berbicara mengenai siklus ekonomi, sebagian besar dari Anda pasti pernah mendengar istilah “Inflasi”. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, terdapat beberapa tolak ukur dalam menghitung inflasi yaitu dari segi harga bahan makanan, makanan jadi/minuman/tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan olahraga, transportasi dan komunikasi.

Adapun beberapa penyebab mengapa inflasi bisa terjadi di dalam sebuah siklus ekonomi, sebagai berikut:

1. Tingginya Permintaan

Inflasi dapat terjadi salah satunya karena adanya tingkat permintaan yang tinggi terhadap sebuah barang atau jasa, sementara penyedia jasa atau produk tidak dapat memenuhi permintaan akibat terbatasnya sumber daya atau tidak tersedianya barang substitusi.

Dengan demikian, akan berakibat pada kenaikan harga barang atau jasa sehingga turut menyumbang kenaikan pada tingkat inflasi.

2. Ketidakstabilan Ekonomi dan Politik

Indonesia pernah mengalami inflasi yang cukup hebat pada tahun 1998. Saat itu tingkat inflasi Indonesia mencapai 70 persen yang biasanya hanya berkisar di angka 4 persen saja. Hal itu terjadi karena adanya ketidakstabilan politik di Indonesia, sehingga membuat harga barang dan jasa naik secara signifikan yang berujung meroketnya tingkat inflasi.

Baca juga: Bisnis Lagi Sepi? Ini 6 Tanda Bisnis Butuh Omnichannel

Perkuat Customer Engagement Menggunakan Omnichannel

Memiliki sebuah bisnis tentunya Anda akan dituntut untuk memiliki tanggung jawab dalam menjalankan bisnis tersebut, akan tetapi Anda juga dituntut untuk selalu menjaga relasi serta kepuasan pelanggan dalam kondisi yang baik agar bisnis yang Anda jalankan dapat terus berkembang. 

Terdapat berbagai cara untuk terus berkembang dalam bisnis, misalnya saja seperti selalu melakukan inovasi di dalam produk atau jasa yang Anda jual, karena dengan terus berinovasi tentunya pelanggan akan selalu dihadirkan oleh ragam produk atau jasa terbaru.

Selain itu, pentingnya menjaga kepuasan pelanggan juga patut Anda perhatikan, pasalnya menurut survei yang dilakukan oleh Shopify 2022 Future of Commerce menyebutkan bahwa 58% pelanggan cenderung akan membeli produk atau jasa apabila mendapatkan customer support dari kanal yang mereka miliki. Berdasarkan hasil survey di atas, didapatkan sebuah kesimpulan akan pentingnya sebuah customer support yang tersedia dalam beberapa jenis channel supaya dapat menjangkau customer dengan lebih luas, penjelasan tersebut kini disebut dengan omnichannel.

OneTalk by TapTalk.io merupakan salah satu provider layanan omnichannel di Indonesia yang berfokus pada customer engagement, hal ini tak lepas dari pentingnya sebuah customer engagement yang baik terhadap citra sebuah perusahaan.

Kami menyediakan beberapa fitur penting yang berkaitan dengan customer engagement, salah satunya adalah FAQ Chatbot. Fitur tersebut memungkinkan customer Anda akan tetap dipenuhi kebutuhannya walaupun sudah berada di luar jam operasional bisnis Anda, hal ini cukup penting karena impresi pertama dari seorang customer terhadap customer service akan sangat berpengaruh kedepannya.

Tunggu apalagi? Segera hubungi agent kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan dapatkan kesempatan untuk mencoba gratis layanan OneTalk by TapTalk.io hanya untuk Anda. Kunjungi website kami untuk layanan Taptalk lainnya. Klik link ini!

Share this article

Regita Larasati

Content Strategic Associate

Regita adalah seorang Content Strategist dan Copywriter yang memulai karirnya sebagai Marketing Intern di TapTalk.io pada tahun 2021 dan secara konsisten menunjukkan dedikasinya hingga mencapai posisinya sekarang. Dengan memanfaatkan latar belakang pendidikan Sastra Jerman dari Universitas Indonesia yang memberinya kemampuan analitis dan kreatif dalam mengembangkan strategi konten yang efektif serta menulis copy yang menarik, menjadikannya aset berharga dalam membangun image dan komunikasi brand di berbagai platform digital.

Pada tahun 2020, dunia internasional memasuki masa-masa yang sangat “menakutkan” dalam bidang perekonomian, baik secara ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Pandemi Covid-19 melanda sebagian besar negara di dunia tak terkecuali Indonesia yang ditandai dengan munculnya kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020. Lantas pemerintah segera mengikuti arahan WHO (World Health Organization) terkait penanganan Covid-19 dan juga membatasi mobilitas masyarakat, misalnya saja dengan mengubah pola bekerja yang semula datang ke kantor menjadi bekerja dari rumah, dan lain sebagainya, hal ini dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 yang semakin cepat.

Praktis dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat yang kala itu disebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), sangat berdampak terhadap aktivitas ekonomi yang biasa masyarakat lakukan. Salah satu hal yang paling mudah dirasakan adalah menurunnya daya beli masyarakat yang berakibat pada penurunan ekonomi dan berdampak pada siklus ekonomi yang berlaku.

Siklus Ekonomi: Arti & Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Belum lagi penurunan pada beberapa sektor seperti sektor industri, sektor pariwisata, sektor produksi, dan sektor jasa yang tentu saja juga mengalami penurunan omzet berkat adanya pembatasan sosial tersebut. Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan daya beli masyarakat karena beberapa perusahaan menerapkan potongan pada gaji yang karyawan terima.

Untuk dapat memahami dari segi ilmu ekonomi, mari kita kupas satu per satu tentang siklus ekonomi dan bagaimana siklus ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di dalam sebuah negara.

Key Takeaways:

  • Indonesia dan dunia internasional pernah mengalami masa gelap yang membuat perekonomian berada pada titik yang rendah.
  • Salah satu faktor menurunnya perekonomian khususnya Indonesia adalah kebijakan pemerintah terkait dengan pembatasan sosial masyarakat.
  • Beberapa perusahaan menerapkan potongan gaji karyawan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.
  • Turunnya daya beli masyarakat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di dalam sebuah siklus ekonomi.
  • OneTalk by TapTalk.io merupakan penyedia layanan omnichannel yang dapat membantu mengoptimalkan bisnis Anda  dengan meningkatkan customer engagement.

Pengertian Siklus Ekonomi

Apabila berbicara mengenai perekonomian, tentu sebagian besar dari Anda akan mengharapkan bahwa situasi dan kondisi ekonomi yang tetap stabil serta cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Akan tetapi, hal tersebut sepertinya hanya berlaku di dunia khayalan, pasalnya kini tidak mungkin sebuah perekonomian hanya dalam kondisi baik-baik saja, karena akan ada masanya ketika ekonomi negara dan dunia mengalami kontraksi atau fluktuasi.

Siklus ekonomi secara garis besar adalah fluktuasi ekonomi antara periode pertumbuhan atau ekspansi dan periode pelemahan atau resesi. Di dalam sebuah siklus ekonomi terdapat 4 fase atau periode, yaitu fase pertumbuhan atau ekspansi, fase puncak atau peak, fase pelemahan atau resesi, dan fase titik terendah atau palung.

Memahami Arti Dari Setiap Fase Siklus Ekonomi

1. Fase Ekspansi

Fase ekspansi atau pertumbuhan juga biasa disebut dengan fase pemulihan yang merupakan fase dimana aktivitas ekonomi meningkat termasuk di dalamnya peningkatan siklus usaha dan produk domestik bruto PDB tumbuh selama dua kuartal berturut-turut. Selain itu, pada fase ekspansi juga ditandai dengan meningkatnya aktivitas sektor manufaktur dan juga lapangan pekerjaan.

Akan tetapi, saat memasuki fase ekspansi, hal ini juga turut menjadi pemicu meningkatnya permintaan yang berujung pada kenaikan inflasi. Apabila inflasi sudah mulai meningkat, biasanya bank sentral akan mengeluarkan kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga dan mengurangi stimulus baik dari segi ekonomi maupun sosial. Adapun pasar saham akan mulai mengalami pertumbuhan seiring memasuki fase akhir dari ekspansi dan sebelum menyentuh fase puncak atau peak.

2. Fase Puncak

Setelah diawali oleh fase ekspansi, berikutnya akan memasuki fase puncak atau peak. Fase puncak merupakan titik tertinggi di dalam sebuah siklus ekonomi, pada fase ini bank sentral semakin mengetatkan kebijakan moneternya untuk menahan laju perekonomian supaya tidak mencapai pada kondisi “overheating”.

Di sisi lain, kondisi pasar juga mulai memasuki fase bearish atau penurunan, yang diikuti juga oleh penurunan harga obligasi serta saham akibat dampak kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral.

3. Fase Resesi

Pernahkah Anda mendengar istilah “resesi”? Mayoritas dari Anda pasti pernah mendengarnya, terlebih dengan viralnya prediksi ekonomi dunia di tahun 2023 yang akan semakin gelap dan potensi ancaman resesi global. Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi bergerak negatif atau juga biasa disebut dengan kontraksi perekonomian selama minimal dua kuartal berturut-turut.

Saat memasuki fase resesi, beberapa tanda-tanda pun akan muncul seperti bertambahnya tingkat pengangguran yang juga diiringi dengan menurunnya aktivitas manufaktur. Pada fase ini juga kondisi pasar khususnya pasar obligasi dan saham akan berada pada titik terendahnya sebelum akhirnya memulai rebound ketika bank sentral melonggarkan kebijakan moneternya.

Indonesia sendiri pernah mengalami resesi belum lama ini, tepatnya pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia yang disebabkan oleh kontraksi ekonomi selama dua bulan berturut-turut, yaitu pada kuartal 2 tahun 2020 dengan minus 5,32% dan kuartal 3 tahun 2020 dengan minus 3,49%.

4. Fase Depresi

Setelah memasuki fase resesi, kini memasuki fase terakhir di dalam sebuah siklus ekonomi yaitu fase depresi. Fase depresi adalah kondisi di mana keadaan ekonomi berada pada titik terendah, yang juga ditandai dengan penurunan harga, penurunan daya beli, jumlah penawaran relatif lebih besar dibandingkan jumlah permintaan, tingkat pengangguran yang meningkat tajam, serta lesunya dunia usaha yang dapat berakibat pada likuidasi perusahaan.

Pada fase ini, apabila Anda merupakan seorang investor, maka inilah momen yang tepat untuk melakukan investasi. Harga obligasi akan mencapai pada titik tertingginya yang dibarengi dengan meningkatnya pasar saham akibat dari adanya stimulus ekonomi dan sosial dalam rangka pemulihan ekonomi sektor riil.

Faktor-Faktor Timbulnya Inflasi

Berbicara mengenai siklus ekonomi, sebagian besar dari Anda pasti pernah mendengar istilah “Inflasi”. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, terdapat beberapa tolak ukur dalam menghitung inflasi yaitu dari segi harga bahan makanan, makanan jadi/minuman/tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan olahraga, transportasi dan komunikasi.

Adapun beberapa penyebab mengapa inflasi bisa terjadi di dalam sebuah siklus ekonomi, sebagai berikut:

1. Tingginya Permintaan

Inflasi dapat terjadi salah satunya karena adanya tingkat permintaan yang tinggi terhadap sebuah barang atau jasa, sementara penyedia jasa atau produk tidak dapat memenuhi permintaan akibat terbatasnya sumber daya atau tidak tersedianya barang substitusi.

Dengan demikian, akan berakibat pada kenaikan harga barang atau jasa sehingga turut menyumbang kenaikan pada tingkat inflasi.

2. Ketidakstabilan Ekonomi dan Politik

Indonesia pernah mengalami inflasi yang cukup hebat pada tahun 1998. Saat itu tingkat inflasi Indonesia mencapai 70 persen yang biasanya hanya berkisar di angka 4 persen saja. Hal itu terjadi karena adanya ketidakstabilan politik di Indonesia, sehingga membuat harga barang dan jasa naik secara signifikan yang berujung meroketnya tingkat inflasi.

Baca juga: Bisnis Lagi Sepi? Ini 6 Tanda Bisnis Butuh Omnichannel

Perkuat Customer Engagement Menggunakan Omnichannel

Memiliki sebuah bisnis tentunya Anda akan dituntut untuk memiliki tanggung jawab dalam menjalankan bisnis tersebut, akan tetapi Anda juga dituntut untuk selalu menjaga relasi serta kepuasan pelanggan dalam kondisi yang baik agar bisnis yang Anda jalankan dapat terus berkembang. 

Terdapat berbagai cara untuk terus berkembang dalam bisnis, misalnya saja seperti selalu melakukan inovasi di dalam produk atau jasa yang Anda jual, karena dengan terus berinovasi tentunya pelanggan akan selalu dihadirkan oleh ragam produk atau jasa terbaru.

Selain itu, pentingnya menjaga kepuasan pelanggan juga patut Anda perhatikan, pasalnya menurut survei yang dilakukan oleh Shopify 2022 Future of Commerce menyebutkan bahwa 58% pelanggan cenderung akan membeli produk atau jasa apabila mendapatkan customer support dari kanal yang mereka miliki. Berdasarkan hasil survey di atas, didapatkan sebuah kesimpulan akan pentingnya sebuah customer support yang tersedia dalam beberapa jenis channel supaya dapat menjangkau customer dengan lebih luas, penjelasan tersebut kini disebut dengan omnichannel.

OneTalk by TapTalk.io merupakan salah satu provider layanan omnichannel di Indonesia yang berfokus pada customer engagement, hal ini tak lepas dari pentingnya sebuah customer engagement yang baik terhadap citra sebuah perusahaan.

Kami menyediakan beberapa fitur penting yang berkaitan dengan customer engagement, salah satunya adalah FAQ Chatbot. Fitur tersebut memungkinkan customer Anda akan tetap dipenuhi kebutuhannya walaupun sudah berada di luar jam operasional bisnis Anda, hal ini cukup penting karena impresi pertama dari seorang customer terhadap customer service akan sangat berpengaruh kedepannya.

Tunggu apalagi? Segera hubungi agent kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan dapatkan kesempatan untuk mencoba gratis layanan OneTalk by TapTalk.io hanya untuk Anda. Kunjungi website kami untuk layanan Taptalk lainnya. Klik link ini!

Related Posts