Back to Home

OneTalk

Tahapan Marketing Funnel, Strategi, dan Cara Menggunakannya

BY
Jessica Jacob

Jessica Jacob

VP Business Development
Jessica Jacob memiliki lebih dari empat tahun pengalaman dalam pengembangan strategis di sektor teknologi, dengan latar belakang kuat dalam penjualan korporat dan manajemen proyek. Di TapTalk.io, dia berfokus pada inovasi dan pertumbuhan bisnis, membangun kemitraan strategis lintas industri. Sebelumnya, Jessica berperan aktif dalam mengembangkan kemitraan kanal baru dan memimpin tim lintas fungsi yang berhasil meningkatkan penjualan tahunan sebesar 45%.

Marketing funnel atau corong marketing adalah sebuah konsep yang sudah diciptakan sejak lama. Teori ini masih terus relevan, karena lewat corong inilah ada seleksi pelanggan yang sesuai atau tidak dengan bisnis Anda. Semuanya dimulai dari bagaimana Anda melakukan marketing dengan tepat. 

Ada banyak diskusi dan perdebatan mengenai marketing funnel — mulai dari siapa sebenarnya pemilik funnel ini (sales funnel vs marketing funnel), hingga apakah marketing funnel itu masih relevan dengan proses pembelian konsumen saat ini atau tidak.

Tahapan Marketing Funnel, Strategi, dan Cara Menggunakannya

Pada blog ini, kita akan membahas semua yang perlu Anda ketahui mengenai marketing funnel, apa manfaatnya bagi bisnis, tahapan marketing funnel, dan strategi yang diperlukan untuk eksekusi yang baik.

Sebelum itu, mati kita pahami terlebih dahulu apa itu marketing funnel.

Pengertian Marketing Funnel

Marketing funnel menggambarkan perjalanan pelanggan atau customer journey dengan produk atau layanan Anda.

Dari tahap awal customer journey, hingga membeli produk atau layanan yang ditawarkan, marketing funnel akan memetakan rute menuju konversi dan seterusnya. Dapat dikatakan, marketing funnel adalah peta rute customer journey yang harus dimiliki oleh sebuah bisnis yang ingin berjalan dengan baik.

Dengan analisis yang cermat, marketing funnel memberitahu Anda apa yang harus dilakukan perusahaan Anda untuk mempengaruhi konsumen pada tahap tertentu. Dengan mengevaluasi funnel marketing, Anda dapat meningkatkan penjualan yang lebih besar, lebih banyak loyalitas pelanggan, dan brand awareness yang lebih kuat.

Tahapan Marketing Funnel (TOFU-MOFU-BOFU)

Kenapa disebut funnel atau, jika diterjemahkan secara harafiah, corong? Hal ini karena pada tahapan awal, banyak orang yang bergabung, sementara, semakin lanjut tahapannya, audiens atau khalayak yang berada pada tahapan tersebut semakin mengerucut atau semakin sedikit.

Dasar-dasar marketing funnel tetap sama sejak tahun 1900-an. Namun, tidak ada model tunggal yang digunakan secara universal oleh semua pemilik bisnis. Beberapa perusahaan menggunakan model yang cukup sederhana,  yaitu dengan menggunakan strategi “TOFU-MOFU-BOFU” yang mengacu pada bagian atas funnel (top of funnel atau TOFU), tengah funnel (middle of funnel atau MOFU), dan bagian bawah funnel (bottom of funnel atau BOFU) sebagai elemen yang berbeda.

Salah satu model tahapan yang cukup umum digunakan adalah tahapan: awareness, consideration, conversion, activation, loyalty, dan advocacy

1. Awareness

Di tahapan ini, pelanggan baru saja melihat dan tahu akan kehadiran produk atau layanan Anda. Di sini lah kampanye bergerak dan menuntun pelanggan ke tahapan selanjutnya. Awareness masuk dalam kategori TOFU atau Top of Funnel karena merupakan tahapan paling awal dari marketing funnel. Tahap ini membantu calon pembeli untuk masuk ke tahapan consideration atau pertimbangan. Strategi ini harus menarik untuk calon pembeli agar mereka menerima interaksi di masa mendatang.

Strategi tahapan awareness: kampanye di social media, digital marketing, TV, PR, laporan industri, iklan, dll.

2. Consideration

Consideration adalah ketika pelanggan telah mendengar tentang brand atau produk Anda dan/atau mempertimbangkan untuk membeli barang atau jasa Anda. Mereka mungkin telah mendengar tentang brand Anda dan bertanya-tanya apakah mereka akan mencobanya. Atau mereka mungkin tidak secara sadar mengingat produk Anda, tetapi secara aktif mencari penawaran Anda dan menemukan iklan Anda.

Tim marketing yang melakukan kampanye brand awareness kemudian akan membantu pelanggan atau calon pembeli ketika mereka akan membandingkan produk Anda dengan kompetitor. Mereka membantu calon pembeli untuk mempertimbangkan produk Anda lebih dari produk yang lain, yang pada akhirnya dapat masuk ke tahapan konversi. Tahapan ini masuk ke dalam kategori MOFU atau Middle of Funnel.

Contoh consideration: pencarian organik, blog, review online, performance marketing, dll.

3. Conversion

Proses pembelian yang dibuat sederhana akan meningkatkan potensi konversi. Di sinilah agent atau sales Anda mengurus transaksi pembelian. Pengalaman positif dari calon pembeli dapat mengarah pada referensi yang mendorong TOFU funnel marketing.

Tahapan ini bukan berarti pelanggan sudah berhasil melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Tahapan ini memastikan bahwa pelanggan benar melanjutkan perjalanannya hingga sampai pada pembelian. Conversion masuk ke kategori MOFU atau Middle of Funnel.

Contoh tahap conversion: targeted campaign atau kampanye yang ditargetkan ke demografis spesifik, free trials, re-marketing, dll.

Baca juga: Tingkatkan Pembelian Impulsif Hingga 49%, Personalized Experience Kuncinya

4. Activation

Activation adalah tahapan di mana hal yang Anda nanti-nantikan terjadi setelah melalui customer journey. Selamat! Calon pembeli telah memutuskan untuk membeli produk Anda! Kabar baiknya adalah, ya, Anda mendapatkan keuntungan dari pembelian. Kabar buruknya? Tidak ada jaminan bahwa pelanggan Anda akan kembali melakukan pembelian kembali. Jika Anda tidak menggerakan mereka ke tahapan selanjutnya di funnel yaitu loyalty dan advocacy, Anda mungkin akan tetap berada di posisi yang sama. Activation berada pada kategory BOFU atau Bottom of Funnel.

Contoh tahapan activation pada funnel marketing adalah: pembelian, subscription, atau booking.

5. Loyalty

Loyalty adalah retensi yang sebenarnya, ia masuk ke tahapan BOFU.

Berhasil menghasilkan konversi belum tentu akan menghasilkan loyalitas pelanggan, dan tentu saja, retensi. Sebuah perusahaan harus bisa mendapatkan retensi pelanggan. Strategi marketing masih terus berjalan untuk memastikan produk yang ditawarkan di kesempatan berikutnya dapat menarik pelanggan setia. 

Pada tahapan ini, Anda dapat membuat program loyalitas dengan memberikan “sesuatu” yang dapat pelanggan merasa diuntungkan jika terus menerus menggunakan produk atau jasa Anda. 

Usaha marketing Anda tidak boleh berakhir pada tahap activation/pembelian. Email marketing dan penawaran baru yang sering dilakukan hanyalah sebagian kecil dari apa yang dapat Anda lakukan di sini. Pelanggan saat ini juga akan melihat nilai dan etos kerja Anda (ya, meskipun Anda adalah startup), suara brand secara keseluruhan, konten yang menarik dan menyentuh, layanan pelanggan yang mengesankan, dan umumnya brand Anda adalah sesuatu yang ingin mereka gunakan.

Contoh tahapan loyalty adalah semua kampanye retensi, seperti: diskon pelanggan setia, voucher diskon setiap pembelian, kode promo untuk pembelian pertama (yang akan digunakan pada pembelian selanjutnya), dll.

6. Advocacy

Advocacy adalah ketika pelanggan Anda membawa pelanggan baru. Referensi favorit semua orang, "dari mulut ke mulut" adalah hal yang harus bisa Anda capai sebagai bentuk digital marketing yang paling baik. Memberikan ulasan online dan program Refer a Friend adalah awal yang baik, tetapi Anda juga dapat melangkah lebih jauh dan memikirkan program Brand Ambassador, memperlakukan pelanggan VIP Anda dengan promo khusus dan berinvestasi dalam konten berkualitas yang akan beresonansi baik dengan audiens Anda yang kemudian ingin membaginya dengan teman-teman mereka.

Contoh advocacy: Refer A Friend (Rekomendasikan teman), review, dll.

Manfaat Marketing Funnel

Marketing funnel menyederhanakan perjalanan pelanggan dan memudahkan perusahaan untuk mengikutinya. Solusi ini memetakan setiap tahap proses keputusan pelanggan atau calon pembeli dan merencanakan langkah-langkah yang ingin mereka ambil di setiap tahap.

Marketing funnel berlaku untuk hampir semua interaksi pelanggan. Baik mencari penjualan online, menghasilkan traffic untuk toko perkakas Anda, atau mengumpulkan klik sebagai standar kesuksesan website. Marketing funnel adalah cara yang ampuh untuk menghadirkan visibilitas ke setiap tahap hubungan dengan pelanggan Anda.

Manfaat terbesar dari marketing funnel adalah elemen yang terukur. Marketing funnel menyediakan akses ke data, yang disebut laporan marketing funnel, yang memungkinkan Anda melihat di mana Anda kehilangan pelanggan. Ini kadang-kadang disebut corong "bocor" atau “leaky” funnel karena membuat pelanggan yang ingin Anda pertahankan malah keluar dari corong.

Misalnya, jika Anda kehilangan banyak konversi setelah tahap uji coba, Anda mungkin perlu memperbarui proses orientasi agar orang memahami cara menggunakan alat atau bahkan menyesuaikan bagian atas corong sehingga Anda tidak menarik orang di luar audiens sasaran.

Perkembangan Marketing Funnel (Model AIDA)

Pada akhir abad ke-20, Elias St. Elmo Lewis menciptakan model yang menyoroti tahapan hubungan pelanggan dengan bisnis. Model “AIDA” menunjukkan bahwa setiap pembelian melibatkan:

  • Awareness: Calon pelanggan menyadari masalah mereka dan kemungkinan solusi untuk mereka.
  • Interest: Calon pelanggan menimbang-nimbang minat pada sekelompok layanan atau produk yang ditawarkan.
  • Desire: keinginan Calon pelanggan mulai mengevaluasi brand tertentu.
  • Action: Calon pelanggan memutuskan untuk membeli produk.

Penggunaan model AIDA dapat dilihat dari model marketing funnel Amazon yang dilansir dari Neilpatel.com:

  • Calon pelanggan mengunjungi Amazon.com
  • Calon pelanggan melihat produk
  • Calon pelanggan memutuskan untuk menambahkan produk ke keranjang
  • Calon pelanggan menyelesaikan pembelian

Kedua model tahapan marketing funnel ini tentu memiliki konsep yang sama. Memilih model mana yang paling cocok untuk bisnis Anda adalah keputusan yang dipertimbangkan berdasarkan citra brand.

Baca juga: 5 Cara Manfaatkan Instagram DM untuk Bisnis

Apa Yang Bisa Anda Lakukan Dengan Marketing Funnel?

Anda tidak dibatasi hanya menggunakan marketing funnel untuk proses sign up dan/atau membeli saja. Marketing funnel dapat digunakan di sangat banyak aspek dalam bisnis Anda. Anda dapat menempatkan funnel di seluruh situs web Anda untuk melihat bagaimana pengunjung bergerak melalui situs web tertentu.

Anda mungkin ingin melacak pendaftaran newsletter (melihat formulir pendaftaran newsletter > mengirim formulir > mengonfirmasi email) atau konversi halaman sederhana (melihat halaman pendaftaran > mengirimkan pendaftaran).

Cari tahu apa tujuan dan apa yang Anda ingin pengunjung lakukan di situs/bisnis Anda, dan buat marketing funnel untuk itu.

Setelah Anda memiliki data, Anda akan dapat melihat di mana penghalang berada dan mengoptimalkan marketing funnel Anda.

Strategi Membuat Marketing Funnel Untuk Bisnis Anda

Jika tahapan dan strategi yang dijelaskan sebelumnya dirasa masih belum spesifik, ada beberapa tahapan yang dapat Anda ikuti untuk membuat marketing funnel. Singlegrain.com merangkum 4 tahapan cara membuat marketing funnel untuk bisnis:

Tahap 1 – Pengenalan Masalah/Kebutuhan (TOFU)

Pelanggan Anda mungkin menyadari bahwa mereka memiliki masalah, meskipun mereka mungkin tidak secara aktif mencari solusi.

Misalnya, katakanlah Anda menjual sebuah aplikasi yang dapat mereka gunakan untuk mencatat pengeluaran Anda secara otomatis dengan mengintegrasi berbagai platform e-wallet. Target audiens Anda mungkin merasa bahwa menjaga pengeluaran adalah hal yang rumit dan sulit untuk dicatat setiap saat, sehingga mereka mungkin bahkan tidak akan berpikir untuk mencari solusi.

Namun, jika mereka melihat atau mendengar iklan untuk aplikasi Anda, mereka mungkin tersadar dan melakukan pencarian lebih lanjut pada produk, mereka sadar bahwa mereka sebenarnya “butuh” produk Anda.

Oleh karena itu, mendapatkan orang pada tahap ini umumnya akan terdiri dari pemasaran atau iklan keluar. Berikut adalah beberapa saluran yang biasanya menarik orang pada tahap proses ini:

  • Reklame
  • Pemasaran influencer
  • Iklan Berbayar (Facebook, YouTube, Google, dll.)
  • Iklan radio
  • Social media

Seperti yang Anda lihat, sebagian besar saluran ini juga berfungsi ganda sebagai saluran "brand awareness". Beberapa dari mereka cenderung mendorong konversi langsung (seperti iklan berbayar), meskipun sebagian besar tidak juga.

Hal ini juga merupakan pemasaran interupsi karena khalayak tidak secara aktif mencari solusi – sebaliknya, Anda berharap mereka memiliki masalah yang dapat membuat pesan Anda beresonansi.

Contoh Marketing Funnel di Tahap Ini

  • Anda menjual produk SaaS dan membayar iklan di podcast dengan audiens SaaS
  • Anda menjual produk kecantikan dan bermitra dengan influencer untuk memposting produk Anda
  • Anda menjual software game dan mengiklankannya di Youtube atau Facebook.

Tahap 2 Pencarian Informasi (MOFU)

Sekarang pelanggan Anda tertarik untuk menemukan solusi untuk masalah mereka, langkah selanjutnya adalah membuat informasi yang ingin mereka ketahui.

Di akhir kampanye yang Anda jalankan di Tahap 1, Anda harus menyertakan CTA yang mengarahkan orang ke tahap ini, atau tahap lebih jauh ke bawah corong.

Untuk produk sederhana yang membutuhkan sedikit informasi untuk dijual, Anda dapat mengirimkannya langsung ke halaman penjualan. Namun, demi menunjukkan kepada Anda setiap langkah yang dapat disertakan dalam funnel, anggap saja produk tersebut memiliki beberapa kerumitan dan memerlukan beberapa informasi lebih lanjut. Dalam posting blog Anda, ada baiknya Anda mempermudah customer journey untuk mendapatkan informasi ini.

Dalam hal ini, ini adalah saluran yang mungkin akan Anda manfaatkan:

  • Pemasaran konten (Postingan blog, video YouTube, dll.)
  • SEO
  • Media sosial
  • Untuk sebagian besar brand, tempat termudah untuk memulai adalah menulis posting blog. Meskipun kompetitif, masih ada ruang untuk perbaikan dan, tidak seperti saluran lainnya, hasilnya bertambah seiring waktu.

Namun, kata kunci pada tahap ini akan menarik audiens yang sangat mendasar.

Misalnya, jika Anda adalah agensi SEO, kata kunci yang mungkin dicari orang saat ini adalah:

“Apa itu SEO?”

“Cara Mengoptimalkan Situs Web Saya untuk Google”

“Apa Itu Riset Kata Kunci?”

“Apa Itu Membangun Tautan?”

Contoh Konten pada Tahap Ini

  • Buat konten untuk kata kunci top of funnel (TOFU) yang lebih luas
  • Buat saluran YouTube yang berfokus pada cara umum, apa adanya, dan topik pendidikan awal lainnya
  • Buat konten media sosial yang memberi tahu pengguna tentang poin-poin dasar seputar produk/layanan Anda

Tahap 3 Evaluasi Alternatif (MOFU)

Pada tahap marketing funnel di kategori ini, pelanggan Anda tahu bahwa ada solusi untuk masalah mereka. Oleh karena itu, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi solusi yang berbeda.

Purchase intent meningkat secara dramatis dari tahap yang sebelumnya orang hanya mencari informasi semata.

Oleh karena itu, berikut beberapa marketing funnel yang bisa Anda coba:

  • Pemasaran konten BOFU
  • Berkampanye untuk mendapatkan lebih banyak ulasan
  • Mengoptimalkan pricing page
  • Pada tahap ini, pesan Anda jangan terlalu mengarah pada masalah mereka dan lebih kepada mengapa solusi Anda memecahkan masalah mereka dengan baik.

Misalnya, pamerkan fitur unik atau model penetapan harga yang membuat solusi Anda lebih disukai daripada kompetitor

Contoh Konten pada Tahap Ini

Misalnya, Anda memiliki produk aplikasi pembukuan.

  • Buat konten atau content marketing untuk kata kunci yang menunjukkan niat membeli dan menarik perhatian seperti “perangkat lunak akuntansi terbaik untuk bisnis kecil”
  • Buat iklan penargetan ulang untuk orang-orang yang telah mengunjungi halaman harga
  • Optimalkan halaman harga dengan membuat tautan ke sana dan menautkan secara internal
  • Kirim survei ke pelanggan saat ini dan minta semua pelanggan setia yang puas untuk meninggalkan ulasan

Tahap 4 Keputusan Pembelian (BOFU)

Pada tahap ini, Anda telah menyelesaikan sekitar 99% pekerjaan. Sekarang, yang harus Anda lakukan adalah menciptakan sistem pembelian dengan mudah untuk mengubah calon pembeli menjadi pelanggan atau pelanggan setia. Tahap ini dapat mencakup Activation-Loyalty-Advocacy.

Untuk mencapai ini, Anda dapat menggunakan berbagai strategi.

Berikut adalah beberapa taktik pengoptimalan tingkat konversi yang dapat Anda manfaatkan:

  • Tambahkan jaminan uang kembali 30 hari
  • Tawarkan uji coba gratis (atau uji coba Rp10.000 untuk membuktikan niat)
  • Tawarkan model penetapan harga bayar berdasarkan kinerja
  • Tambahkan ulasan di sekitar halaman pembelian Anda

Metrik Marketing Funnel Mana yang Harus Anda Lacak?

Jadi sekarang Anda telah berhasil membuat funnel dan menentukan dengan tepat bagaimana perusahaan Anda akan berinteraksi pelanggan.

Langkah terakhir dalam proses ini adalah mencari tahu metrik mana yang akan Anda lacak untuk menentukan seberapa baik funnel Anda berfungsi. Sangat penting untuk bekerja dengan data SQL (Sales Qualifying Leads) dan MQL (Marketing Qualifying Leads) di sini untuk melacak pola antara siapa yang menutup dan bagaimana mereka berinteraksi dengan situs Anda, konten, saluran, iklan, dll. Setelah Anda memiliki lebih banyak informasi, Anda dapat terus mengoptimalkan funnel Anda.

Ada sebuah catatan yang harus Anda perhatikan. Dengan setiap bagian konten yang Anda buat untuk setiap tahap funnel Anda, Anda menghasilkan data. Meskipun semuanya berguna untuk proses penjualan Anda dalam beberapa hal, mudah untuk terjebak dalam pelacakan data dan metrik alih-alih berfokus pada beberapa indikator kinerja utama (KPI) yang benar-benar akan memberi Anda informasi yang dibutuhkan untuk melakukan peningkatan yang berarti.

Oleh karena itu, meskipun Anda mungkin ingin bereksperimen dengan melacak semua metrik yang berbeda di bawah ini (atau metrik lainnya yang menurut Anda berharga), sebaiknya pilih 2-5 untuk menjadi fokus perhatian Anda.

Anda selalu dapat menambahkan lebih banyak nanti, tetapi pastikan Anda benar-benar membuat perubahan berdasarkan data yang Anda hasilkan dari beberapa metrik ini sebelum memperluas operasi data Anda:

  • Rasio konversi saluran penjualan – Jika Anda hanya akan memilih beberapa metrik untuk difokuskan, pastikan ini adalah salah satunya. Metrik ini melacak jumlah prospek yang memasuki funnel Anda kapan saja dan berapa banyak yang berubah menjadi pelanggan. Saat Anda membuat perubahan pada strategi pemasaran Anda di masa mendatang, melihat peningkatan jumlah ini akan memberi tahu Anda bahwa Anda berada di jalur yang benar.
  • Sumber entri – Memperhatikan dari mana orang memasuki funnel Anda dapat menjadi data yang berguna untuk dilacak, karena memberi Anda ide untuk memperluas jangkauan kampanye pemasaran Anda. Jika, misalnya, Anda melihat bahwa sejumlah besar prospek Anda berasal dari satu entri blog yang Anda buat, Anda dapat meningkatkan dan mengembangkannya, menambahkan peluang konsultasi pada entri blog itu, dan/atau menemukan penulis dengan posisi serupa.
  • Waktu yang dihabiskan dalam tiap tahap – Semua pasti mau konten pemasaran mereka membuat orang berpindah dari TOFU ke BOFU hanya dalam 1 hari. Well, karena realitanya tidak demikian, ada baiknya untuk mengetahui apakah prospek Anda terhenti di salah satu tahap Anda. Jika demikian, Anda ingin menambahkan lebih banyak konten ke situs Anda yang menjawab pertanyaan yang unik untuk tahap corong ini.
  • Keluar dari tahap/corong – Demikian pula, melihat jumlah orang yang terlalu banyak keluar dari tahap tertentu merupakan indikasi bahwa Anda tidak melakukan cukup banyak untuk menjawab pertanyaan mereka atau Anda meminta terlalu banyak komitmen terlalu dini. Tambahkan lebih banyak konten untuk memberi mereka informasi yang mereka butuhkan untuk bergerak maju atau memudahkan orang untuk berkonversi.
  • Tingkat keterlibatan konten – Jika Anda memiliki ajakan untuk bertindak atau call to action (CTA)  di beberapa posting blog atau bagian konten di tempat lainnya, Anda pasti ingin tahu mana yang mengirimkan pelanggan yang paling banyak dikonversi melalui funnel Anda sehingga Anda dapat meniru kesuksesan Anda dengan memperbarui bagian konten itu, mengirimkan traffic berbayar ke entri blog tersebut, mempromosikannya melalui email, dan/atau membuat lebih banyak konten seperti itu. Melacak tingkat keterlibatan pada setiap CTA akan memberi Anda informasi ini (Anda dapat dengan mudah menyiapkan sasaran Google Analytics untuk melihat post mana yang mendorong lebih banyak konversi).
  • Opportunity arrival rate – Tingkat kedatangan peluang mengacu pada jumlah peluang yang saat ini ada di funnel Anda. Lacak rate ini dan lihat bagaimana perubahan pada strategi pemasaran Anda memengaruhinya. Idealnya, Anda akan melihat peningkatan positif dalam jumlah peluang yang dapat Anda hasilkan.
  • Close rate – Tingkat penutupan Anda (atau “tingkat kemenangan”) mengacu pada jumlah peluang yang berubah menjadi penjualan akhir. Jika tingkat penutupan Anda lebih rendah dari yang Anda harapkan, lihat beberapa metrik lain yang Anda lacak untuk ide-ide tentang meningkatkan tingkat keberhasilan funnel marketing Anda. Anda mungkin mengirimkan prospek penjualan yang tidak memenuhi syarat karena konten Anda ditujukan untuk audiens yang jauh lebih paham secara teknis sementara pelanggan ideal Anda adalah pemula.

Ada sejumlah alat berbeda saat ini untuk membantu Anda melacak metrik ini dan metrik lainnya, meskipun untuk sebagian besar bisnis, Google Analytics mewakili solusi yang paling komprehensif dan mudah diterapkan.

Baca juga: Semua Tentang Sales Force Automation (SFA) yang Harus Kamu Ketahui

Kesimpulan

Marketing funnel adalah pemahaman customer journey untuk melakukan aksi atau tindakan kepada produk Anda. Marketing funnel penting karena dapat membantu penjualan dan  dapat menyediakan data yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan usaha marketing dan penjualan. Terdapat 2 jenis model tahapan marketing funnel: TOFU-MOFU-BOFU dan AIDA. Keduanya memiliki fungsi yang sama dan dapat digunakan berdasarkan kebutuhan bisnis Anda.

Tahapan BOFU penting, karena jika dilakukan dengan benar, dapat menjamin keberlangsungan keuntungan. Salah satu cara efektif meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan meningkatkan layanan dan kredibilitas perusahaan. OneTalk by TapTalk.io memungkinkan bisnis untuk meningkatkan layanan pelanggan. Integrasi berbagai saluran messenger dan ditambah fitur WhatsApp Business API nya dapat menambah kualitas pelayanan serta kredibilitas bisnis. 

Keunggulannya dalam meningkatkan customer service dan penyimpanan data membuat OneTalk berguna untuk menjadi salah satu strategi marketing funnel Anda.

Telusuri berbagai fitur yang dapat dilakukan OneTalk untuk bisnis Anda di sini

Share this article

Jessica Jacob

VP Business Development

Jessica Jacob memiliki lebih dari empat tahun pengalaman dalam pengembangan strategis di sektor teknologi, dengan latar belakang kuat dalam penjualan korporat dan manajemen proyek. Di TapTalk.io, dia berfokus pada inovasi dan pertumbuhan bisnis, membangun kemitraan strategis lintas industri. Sebelumnya, Jessica berperan aktif dalam mengembangkan kemitraan kanal baru dan memimpin tim lintas fungsi yang berhasil meningkatkan penjualan tahunan sebesar 45%.

Marketing funnel atau corong marketing adalah sebuah konsep yang sudah diciptakan sejak lama. Teori ini masih terus relevan, karena lewat corong inilah ada seleksi pelanggan yang sesuai atau tidak dengan bisnis Anda. Semuanya dimulai dari bagaimana Anda melakukan marketing dengan tepat. 

Ada banyak diskusi dan perdebatan mengenai marketing funnel — mulai dari siapa sebenarnya pemilik funnel ini (sales funnel vs marketing funnel), hingga apakah marketing funnel itu masih relevan dengan proses pembelian konsumen saat ini atau tidak.

Tahapan Marketing Funnel, Strategi, dan Cara Menggunakannya

Pada blog ini, kita akan membahas semua yang perlu Anda ketahui mengenai marketing funnel, apa manfaatnya bagi bisnis, tahapan marketing funnel, dan strategi yang diperlukan untuk eksekusi yang baik.

Sebelum itu, mati kita pahami terlebih dahulu apa itu marketing funnel.

Pengertian Marketing Funnel

Marketing funnel menggambarkan perjalanan pelanggan atau customer journey dengan produk atau layanan Anda.

Dari tahap awal customer journey, hingga membeli produk atau layanan yang ditawarkan, marketing funnel akan memetakan rute menuju konversi dan seterusnya. Dapat dikatakan, marketing funnel adalah peta rute customer journey yang harus dimiliki oleh sebuah bisnis yang ingin berjalan dengan baik.

Dengan analisis yang cermat, marketing funnel memberitahu Anda apa yang harus dilakukan perusahaan Anda untuk mempengaruhi konsumen pada tahap tertentu. Dengan mengevaluasi funnel marketing, Anda dapat meningkatkan penjualan yang lebih besar, lebih banyak loyalitas pelanggan, dan brand awareness yang lebih kuat.

Tahapan Marketing Funnel (TOFU-MOFU-BOFU)

Kenapa disebut funnel atau, jika diterjemahkan secara harafiah, corong? Hal ini karena pada tahapan awal, banyak orang yang bergabung, sementara, semakin lanjut tahapannya, audiens atau khalayak yang berada pada tahapan tersebut semakin mengerucut atau semakin sedikit.

Dasar-dasar marketing funnel tetap sama sejak tahun 1900-an. Namun, tidak ada model tunggal yang digunakan secara universal oleh semua pemilik bisnis. Beberapa perusahaan menggunakan model yang cukup sederhana,  yaitu dengan menggunakan strategi “TOFU-MOFU-BOFU” yang mengacu pada bagian atas funnel (top of funnel atau TOFU), tengah funnel (middle of funnel atau MOFU), dan bagian bawah funnel (bottom of funnel atau BOFU) sebagai elemen yang berbeda.

Salah satu model tahapan yang cukup umum digunakan adalah tahapan: awareness, consideration, conversion, activation, loyalty, dan advocacy

1. Awareness

Di tahapan ini, pelanggan baru saja melihat dan tahu akan kehadiran produk atau layanan Anda. Di sini lah kampanye bergerak dan menuntun pelanggan ke tahapan selanjutnya. Awareness masuk dalam kategori TOFU atau Top of Funnel karena merupakan tahapan paling awal dari marketing funnel. Tahap ini membantu calon pembeli untuk masuk ke tahapan consideration atau pertimbangan. Strategi ini harus menarik untuk calon pembeli agar mereka menerima interaksi di masa mendatang.

Strategi tahapan awareness: kampanye di social media, digital marketing, TV, PR, laporan industri, iklan, dll.

2. Consideration

Consideration adalah ketika pelanggan telah mendengar tentang brand atau produk Anda dan/atau mempertimbangkan untuk membeli barang atau jasa Anda. Mereka mungkin telah mendengar tentang brand Anda dan bertanya-tanya apakah mereka akan mencobanya. Atau mereka mungkin tidak secara sadar mengingat produk Anda, tetapi secara aktif mencari penawaran Anda dan menemukan iklan Anda.

Tim marketing yang melakukan kampanye brand awareness kemudian akan membantu pelanggan atau calon pembeli ketika mereka akan membandingkan produk Anda dengan kompetitor. Mereka membantu calon pembeli untuk mempertimbangkan produk Anda lebih dari produk yang lain, yang pada akhirnya dapat masuk ke tahapan konversi. Tahapan ini masuk ke dalam kategori MOFU atau Middle of Funnel.

Contoh consideration: pencarian organik, blog, review online, performance marketing, dll.

3. Conversion

Proses pembelian yang dibuat sederhana akan meningkatkan potensi konversi. Di sinilah agent atau sales Anda mengurus transaksi pembelian. Pengalaman positif dari calon pembeli dapat mengarah pada referensi yang mendorong TOFU funnel marketing.

Tahapan ini bukan berarti pelanggan sudah berhasil melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Tahapan ini memastikan bahwa pelanggan benar melanjutkan perjalanannya hingga sampai pada pembelian. Conversion masuk ke kategori MOFU atau Middle of Funnel.

Contoh tahap conversion: targeted campaign atau kampanye yang ditargetkan ke demografis spesifik, free trials, re-marketing, dll.

Baca juga: Tingkatkan Pembelian Impulsif Hingga 49%, Personalized Experience Kuncinya

4. Activation

Activation adalah tahapan di mana hal yang Anda nanti-nantikan terjadi setelah melalui customer journey. Selamat! Calon pembeli telah memutuskan untuk membeli produk Anda! Kabar baiknya adalah, ya, Anda mendapatkan keuntungan dari pembelian. Kabar buruknya? Tidak ada jaminan bahwa pelanggan Anda akan kembali melakukan pembelian kembali. Jika Anda tidak menggerakan mereka ke tahapan selanjutnya di funnel yaitu loyalty dan advocacy, Anda mungkin akan tetap berada di posisi yang sama. Activation berada pada kategory BOFU atau Bottom of Funnel.

Contoh tahapan activation pada funnel marketing adalah: pembelian, subscription, atau booking.

5. Loyalty

Loyalty adalah retensi yang sebenarnya, ia masuk ke tahapan BOFU.

Berhasil menghasilkan konversi belum tentu akan menghasilkan loyalitas pelanggan, dan tentu saja, retensi. Sebuah perusahaan harus bisa mendapatkan retensi pelanggan. Strategi marketing masih terus berjalan untuk memastikan produk yang ditawarkan di kesempatan berikutnya dapat menarik pelanggan setia. 

Pada tahapan ini, Anda dapat membuat program loyalitas dengan memberikan “sesuatu” yang dapat pelanggan merasa diuntungkan jika terus menerus menggunakan produk atau jasa Anda. 

Usaha marketing Anda tidak boleh berakhir pada tahap activation/pembelian. Email marketing dan penawaran baru yang sering dilakukan hanyalah sebagian kecil dari apa yang dapat Anda lakukan di sini. Pelanggan saat ini juga akan melihat nilai dan etos kerja Anda (ya, meskipun Anda adalah startup), suara brand secara keseluruhan, konten yang menarik dan menyentuh, layanan pelanggan yang mengesankan, dan umumnya brand Anda adalah sesuatu yang ingin mereka gunakan.

Contoh tahapan loyalty adalah semua kampanye retensi, seperti: diskon pelanggan setia, voucher diskon setiap pembelian, kode promo untuk pembelian pertama (yang akan digunakan pada pembelian selanjutnya), dll.

6. Advocacy

Advocacy adalah ketika pelanggan Anda membawa pelanggan baru. Referensi favorit semua orang, "dari mulut ke mulut" adalah hal yang harus bisa Anda capai sebagai bentuk digital marketing yang paling baik. Memberikan ulasan online dan program Refer a Friend adalah awal yang baik, tetapi Anda juga dapat melangkah lebih jauh dan memikirkan program Brand Ambassador, memperlakukan pelanggan VIP Anda dengan promo khusus dan berinvestasi dalam konten berkualitas yang akan beresonansi baik dengan audiens Anda yang kemudian ingin membaginya dengan teman-teman mereka.

Contoh advocacy: Refer A Friend (Rekomendasikan teman), review, dll.

Manfaat Marketing Funnel

Marketing funnel menyederhanakan perjalanan pelanggan dan memudahkan perusahaan untuk mengikutinya. Solusi ini memetakan setiap tahap proses keputusan pelanggan atau calon pembeli dan merencanakan langkah-langkah yang ingin mereka ambil di setiap tahap.

Marketing funnel berlaku untuk hampir semua interaksi pelanggan. Baik mencari penjualan online, menghasilkan traffic untuk toko perkakas Anda, atau mengumpulkan klik sebagai standar kesuksesan website. Marketing funnel adalah cara yang ampuh untuk menghadirkan visibilitas ke setiap tahap hubungan dengan pelanggan Anda.

Manfaat terbesar dari marketing funnel adalah elemen yang terukur. Marketing funnel menyediakan akses ke data, yang disebut laporan marketing funnel, yang memungkinkan Anda melihat di mana Anda kehilangan pelanggan. Ini kadang-kadang disebut corong "bocor" atau “leaky” funnel karena membuat pelanggan yang ingin Anda pertahankan malah keluar dari corong.

Misalnya, jika Anda kehilangan banyak konversi setelah tahap uji coba, Anda mungkin perlu memperbarui proses orientasi agar orang memahami cara menggunakan alat atau bahkan menyesuaikan bagian atas corong sehingga Anda tidak menarik orang di luar audiens sasaran.

Perkembangan Marketing Funnel (Model AIDA)

Pada akhir abad ke-20, Elias St. Elmo Lewis menciptakan model yang menyoroti tahapan hubungan pelanggan dengan bisnis. Model “AIDA” menunjukkan bahwa setiap pembelian melibatkan:

  • Awareness: Calon pelanggan menyadari masalah mereka dan kemungkinan solusi untuk mereka.
  • Interest: Calon pelanggan menimbang-nimbang minat pada sekelompok layanan atau produk yang ditawarkan.
  • Desire: keinginan Calon pelanggan mulai mengevaluasi brand tertentu.
  • Action: Calon pelanggan memutuskan untuk membeli produk.

Penggunaan model AIDA dapat dilihat dari model marketing funnel Amazon yang dilansir dari Neilpatel.com:

  • Calon pelanggan mengunjungi Amazon.com
  • Calon pelanggan melihat produk
  • Calon pelanggan memutuskan untuk menambahkan produk ke keranjang
  • Calon pelanggan menyelesaikan pembelian

Kedua model tahapan marketing funnel ini tentu memiliki konsep yang sama. Memilih model mana yang paling cocok untuk bisnis Anda adalah keputusan yang dipertimbangkan berdasarkan citra brand.

Baca juga: 5 Cara Manfaatkan Instagram DM untuk Bisnis

Apa Yang Bisa Anda Lakukan Dengan Marketing Funnel?

Anda tidak dibatasi hanya menggunakan marketing funnel untuk proses sign up dan/atau membeli saja. Marketing funnel dapat digunakan di sangat banyak aspek dalam bisnis Anda. Anda dapat menempatkan funnel di seluruh situs web Anda untuk melihat bagaimana pengunjung bergerak melalui situs web tertentu.

Anda mungkin ingin melacak pendaftaran newsletter (melihat formulir pendaftaran newsletter > mengirim formulir > mengonfirmasi email) atau konversi halaman sederhana (melihat halaman pendaftaran > mengirimkan pendaftaran).

Cari tahu apa tujuan dan apa yang Anda ingin pengunjung lakukan di situs/bisnis Anda, dan buat marketing funnel untuk itu.

Setelah Anda memiliki data, Anda akan dapat melihat di mana penghalang berada dan mengoptimalkan marketing funnel Anda.

Strategi Membuat Marketing Funnel Untuk Bisnis Anda

Jika tahapan dan strategi yang dijelaskan sebelumnya dirasa masih belum spesifik, ada beberapa tahapan yang dapat Anda ikuti untuk membuat marketing funnel. Singlegrain.com merangkum 4 tahapan cara membuat marketing funnel untuk bisnis:

Tahap 1 – Pengenalan Masalah/Kebutuhan (TOFU)

Pelanggan Anda mungkin menyadari bahwa mereka memiliki masalah, meskipun mereka mungkin tidak secara aktif mencari solusi.

Misalnya, katakanlah Anda menjual sebuah aplikasi yang dapat mereka gunakan untuk mencatat pengeluaran Anda secara otomatis dengan mengintegrasi berbagai platform e-wallet. Target audiens Anda mungkin merasa bahwa menjaga pengeluaran adalah hal yang rumit dan sulit untuk dicatat setiap saat, sehingga mereka mungkin bahkan tidak akan berpikir untuk mencari solusi.

Namun, jika mereka melihat atau mendengar iklan untuk aplikasi Anda, mereka mungkin tersadar dan melakukan pencarian lebih lanjut pada produk, mereka sadar bahwa mereka sebenarnya “butuh” produk Anda.

Oleh karena itu, mendapatkan orang pada tahap ini umumnya akan terdiri dari pemasaran atau iklan keluar. Berikut adalah beberapa saluran yang biasanya menarik orang pada tahap proses ini:

  • Reklame
  • Pemasaran influencer
  • Iklan Berbayar (Facebook, YouTube, Google, dll.)
  • Iklan radio
  • Social media

Seperti yang Anda lihat, sebagian besar saluran ini juga berfungsi ganda sebagai saluran "brand awareness". Beberapa dari mereka cenderung mendorong konversi langsung (seperti iklan berbayar), meskipun sebagian besar tidak juga.

Hal ini juga merupakan pemasaran interupsi karena khalayak tidak secara aktif mencari solusi – sebaliknya, Anda berharap mereka memiliki masalah yang dapat membuat pesan Anda beresonansi.

Contoh Marketing Funnel di Tahap Ini

  • Anda menjual produk SaaS dan membayar iklan di podcast dengan audiens SaaS
  • Anda menjual produk kecantikan dan bermitra dengan influencer untuk memposting produk Anda
  • Anda menjual software game dan mengiklankannya di Youtube atau Facebook.

Tahap 2 Pencarian Informasi (MOFU)

Sekarang pelanggan Anda tertarik untuk menemukan solusi untuk masalah mereka, langkah selanjutnya adalah membuat informasi yang ingin mereka ketahui.

Di akhir kampanye yang Anda jalankan di Tahap 1, Anda harus menyertakan CTA yang mengarahkan orang ke tahap ini, atau tahap lebih jauh ke bawah corong.

Untuk produk sederhana yang membutuhkan sedikit informasi untuk dijual, Anda dapat mengirimkannya langsung ke halaman penjualan. Namun, demi menunjukkan kepada Anda setiap langkah yang dapat disertakan dalam funnel, anggap saja produk tersebut memiliki beberapa kerumitan dan memerlukan beberapa informasi lebih lanjut. Dalam posting blog Anda, ada baiknya Anda mempermudah customer journey untuk mendapatkan informasi ini.

Dalam hal ini, ini adalah saluran yang mungkin akan Anda manfaatkan:

  • Pemasaran konten (Postingan blog, video YouTube, dll.)
  • SEO
  • Media sosial
  • Untuk sebagian besar brand, tempat termudah untuk memulai adalah menulis posting blog. Meskipun kompetitif, masih ada ruang untuk perbaikan dan, tidak seperti saluran lainnya, hasilnya bertambah seiring waktu.

Namun, kata kunci pada tahap ini akan menarik audiens yang sangat mendasar.

Misalnya, jika Anda adalah agensi SEO, kata kunci yang mungkin dicari orang saat ini adalah:

“Apa itu SEO?”

“Cara Mengoptimalkan Situs Web Saya untuk Google”

“Apa Itu Riset Kata Kunci?”

“Apa Itu Membangun Tautan?”

Contoh Konten pada Tahap Ini

  • Buat konten untuk kata kunci top of funnel (TOFU) yang lebih luas
  • Buat saluran YouTube yang berfokus pada cara umum, apa adanya, dan topik pendidikan awal lainnya
  • Buat konten media sosial yang memberi tahu pengguna tentang poin-poin dasar seputar produk/layanan Anda

Tahap 3 Evaluasi Alternatif (MOFU)

Pada tahap marketing funnel di kategori ini, pelanggan Anda tahu bahwa ada solusi untuk masalah mereka. Oleh karena itu, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi solusi yang berbeda.

Purchase intent meningkat secara dramatis dari tahap yang sebelumnya orang hanya mencari informasi semata.

Oleh karena itu, berikut beberapa marketing funnel yang bisa Anda coba:

  • Pemasaran konten BOFU
  • Berkampanye untuk mendapatkan lebih banyak ulasan
  • Mengoptimalkan pricing page
  • Pada tahap ini, pesan Anda jangan terlalu mengarah pada masalah mereka dan lebih kepada mengapa solusi Anda memecahkan masalah mereka dengan baik.

Misalnya, pamerkan fitur unik atau model penetapan harga yang membuat solusi Anda lebih disukai daripada kompetitor

Contoh Konten pada Tahap Ini

Misalnya, Anda memiliki produk aplikasi pembukuan.

  • Buat konten atau content marketing untuk kata kunci yang menunjukkan niat membeli dan menarik perhatian seperti “perangkat lunak akuntansi terbaik untuk bisnis kecil”
  • Buat iklan penargetan ulang untuk orang-orang yang telah mengunjungi halaman harga
  • Optimalkan halaman harga dengan membuat tautan ke sana dan menautkan secara internal
  • Kirim survei ke pelanggan saat ini dan minta semua pelanggan setia yang puas untuk meninggalkan ulasan

Tahap 4 Keputusan Pembelian (BOFU)

Pada tahap ini, Anda telah menyelesaikan sekitar 99% pekerjaan. Sekarang, yang harus Anda lakukan adalah menciptakan sistem pembelian dengan mudah untuk mengubah calon pembeli menjadi pelanggan atau pelanggan setia. Tahap ini dapat mencakup Activation-Loyalty-Advocacy.

Untuk mencapai ini, Anda dapat menggunakan berbagai strategi.

Berikut adalah beberapa taktik pengoptimalan tingkat konversi yang dapat Anda manfaatkan:

  • Tambahkan jaminan uang kembali 30 hari
  • Tawarkan uji coba gratis (atau uji coba Rp10.000 untuk membuktikan niat)
  • Tawarkan model penetapan harga bayar berdasarkan kinerja
  • Tambahkan ulasan di sekitar halaman pembelian Anda

Metrik Marketing Funnel Mana yang Harus Anda Lacak?

Jadi sekarang Anda telah berhasil membuat funnel dan menentukan dengan tepat bagaimana perusahaan Anda akan berinteraksi pelanggan.

Langkah terakhir dalam proses ini adalah mencari tahu metrik mana yang akan Anda lacak untuk menentukan seberapa baik funnel Anda berfungsi. Sangat penting untuk bekerja dengan data SQL (Sales Qualifying Leads) dan MQL (Marketing Qualifying Leads) di sini untuk melacak pola antara siapa yang menutup dan bagaimana mereka berinteraksi dengan situs Anda, konten, saluran, iklan, dll. Setelah Anda memiliki lebih banyak informasi, Anda dapat terus mengoptimalkan funnel Anda.

Ada sebuah catatan yang harus Anda perhatikan. Dengan setiap bagian konten yang Anda buat untuk setiap tahap funnel Anda, Anda menghasilkan data. Meskipun semuanya berguna untuk proses penjualan Anda dalam beberapa hal, mudah untuk terjebak dalam pelacakan data dan metrik alih-alih berfokus pada beberapa indikator kinerja utama (KPI) yang benar-benar akan memberi Anda informasi yang dibutuhkan untuk melakukan peningkatan yang berarti.

Oleh karena itu, meskipun Anda mungkin ingin bereksperimen dengan melacak semua metrik yang berbeda di bawah ini (atau metrik lainnya yang menurut Anda berharga), sebaiknya pilih 2-5 untuk menjadi fokus perhatian Anda.

Anda selalu dapat menambahkan lebih banyak nanti, tetapi pastikan Anda benar-benar membuat perubahan berdasarkan data yang Anda hasilkan dari beberapa metrik ini sebelum memperluas operasi data Anda:

  • Rasio konversi saluran penjualan – Jika Anda hanya akan memilih beberapa metrik untuk difokuskan, pastikan ini adalah salah satunya. Metrik ini melacak jumlah prospek yang memasuki funnel Anda kapan saja dan berapa banyak yang berubah menjadi pelanggan. Saat Anda membuat perubahan pada strategi pemasaran Anda di masa mendatang, melihat peningkatan jumlah ini akan memberi tahu Anda bahwa Anda berada di jalur yang benar.
  • Sumber entri – Memperhatikan dari mana orang memasuki funnel Anda dapat menjadi data yang berguna untuk dilacak, karena memberi Anda ide untuk memperluas jangkauan kampanye pemasaran Anda. Jika, misalnya, Anda melihat bahwa sejumlah besar prospek Anda berasal dari satu entri blog yang Anda buat, Anda dapat meningkatkan dan mengembangkannya, menambahkan peluang konsultasi pada entri blog itu, dan/atau menemukan penulis dengan posisi serupa.
  • Waktu yang dihabiskan dalam tiap tahap – Semua pasti mau konten pemasaran mereka membuat orang berpindah dari TOFU ke BOFU hanya dalam 1 hari. Well, karena realitanya tidak demikian, ada baiknya untuk mengetahui apakah prospek Anda terhenti di salah satu tahap Anda. Jika demikian, Anda ingin menambahkan lebih banyak konten ke situs Anda yang menjawab pertanyaan yang unik untuk tahap corong ini.
  • Keluar dari tahap/corong – Demikian pula, melihat jumlah orang yang terlalu banyak keluar dari tahap tertentu merupakan indikasi bahwa Anda tidak melakukan cukup banyak untuk menjawab pertanyaan mereka atau Anda meminta terlalu banyak komitmen terlalu dini. Tambahkan lebih banyak konten untuk memberi mereka informasi yang mereka butuhkan untuk bergerak maju atau memudahkan orang untuk berkonversi.
  • Tingkat keterlibatan konten – Jika Anda memiliki ajakan untuk bertindak atau call to action (CTA)  di beberapa posting blog atau bagian konten di tempat lainnya, Anda pasti ingin tahu mana yang mengirimkan pelanggan yang paling banyak dikonversi melalui funnel Anda sehingga Anda dapat meniru kesuksesan Anda dengan memperbarui bagian konten itu, mengirimkan traffic berbayar ke entri blog tersebut, mempromosikannya melalui email, dan/atau membuat lebih banyak konten seperti itu. Melacak tingkat keterlibatan pada setiap CTA akan memberi Anda informasi ini (Anda dapat dengan mudah menyiapkan sasaran Google Analytics untuk melihat post mana yang mendorong lebih banyak konversi).
  • Opportunity arrival rate – Tingkat kedatangan peluang mengacu pada jumlah peluang yang saat ini ada di funnel Anda. Lacak rate ini dan lihat bagaimana perubahan pada strategi pemasaran Anda memengaruhinya. Idealnya, Anda akan melihat peningkatan positif dalam jumlah peluang yang dapat Anda hasilkan.
  • Close rate – Tingkat penutupan Anda (atau “tingkat kemenangan”) mengacu pada jumlah peluang yang berubah menjadi penjualan akhir. Jika tingkat penutupan Anda lebih rendah dari yang Anda harapkan, lihat beberapa metrik lain yang Anda lacak untuk ide-ide tentang meningkatkan tingkat keberhasilan funnel marketing Anda. Anda mungkin mengirimkan prospek penjualan yang tidak memenuhi syarat karena konten Anda ditujukan untuk audiens yang jauh lebih paham secara teknis sementara pelanggan ideal Anda adalah pemula.

Ada sejumlah alat berbeda saat ini untuk membantu Anda melacak metrik ini dan metrik lainnya, meskipun untuk sebagian besar bisnis, Google Analytics mewakili solusi yang paling komprehensif dan mudah diterapkan.

Baca juga: Semua Tentang Sales Force Automation (SFA) yang Harus Kamu Ketahui

Kesimpulan

Marketing funnel adalah pemahaman customer journey untuk melakukan aksi atau tindakan kepada produk Anda. Marketing funnel penting karena dapat membantu penjualan dan  dapat menyediakan data yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan usaha marketing dan penjualan. Terdapat 2 jenis model tahapan marketing funnel: TOFU-MOFU-BOFU dan AIDA. Keduanya memiliki fungsi yang sama dan dapat digunakan berdasarkan kebutuhan bisnis Anda.

Tahapan BOFU penting, karena jika dilakukan dengan benar, dapat menjamin keberlangsungan keuntungan. Salah satu cara efektif meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan meningkatkan layanan dan kredibilitas perusahaan. OneTalk by TapTalk.io memungkinkan bisnis untuk meningkatkan layanan pelanggan. Integrasi berbagai saluran messenger dan ditambah fitur WhatsApp Business API nya dapat menambah kualitas pelayanan serta kredibilitas bisnis. 

Keunggulannya dalam meningkatkan customer service dan penyimpanan data membuat OneTalk berguna untuk menjadi salah satu strategi marketing funnel Anda.

Telusuri berbagai fitur yang dapat dilakukan OneTalk untuk bisnis Anda di sini

Related Posts